UPAYA PENANGGULANGAN COVID-19 DI NEW NEW ZEALAND

Diplomacy Studies UPNVY
3 min readSep 9, 2021

Oleh: Hadyan Idzni Faliha Adzata Hani

Sejak awal 2020, Coronavirus diseases 2019 (COVID 19) telah menjadi krisis pandemi global. Banyak Negara yang menerapkan social distancing dengan berbagai tingkat kesuksesan. Isu-isu global kontemporer yakni isu yang lahir sebagai bentuk baru ancaman keamanan yang hadapi transformasi sejak berakhirnya Perang Dingin jadi suatu “Agenda Global Baru” (New Global Agenda). Mengenai inilah yang jadi latar balik dari penataan artikel ini. Metoda pembahasan dalam artikel ini ialah mengunakan metoda argumentatif sehingga di dalam artikel ini hendak mengangkat berbagai argumentasi mengenai keamanan nasional dalam konteks ısu-ısu global konteporer. Sistematika pembahasan terdiri dari sejarah munculnya isu-isu global kontemporer dalam konteks jalinan internasional, bermacam dan ciri isu global kontemporer, dan teori- teori jalinan internsional yang berhubungan dengan akibat globalisasi dalam wujud tubuh keamanan nasional dalam konteks isu- isu global kontemporer.

Strategi negara luar adalah dengan Kata “lockdown” menjadi istilah popular jaman pandemic Covid-19, terasa tidak asing lagi di kuping. Sejak virus corona menyerang, di pertengahan februari 2020 hanya 2 (dua) orang di Depok, menjadi lebih dari 4000 (empat ribu) orang di minggu kedua bulan April ini. Separuhnya merupakan penduduk DKI Jakarta, dengan angka kematian lebih dari 320 orang. Dengan hal ini maka harapan saya adalah analisis kebijakan lockdown dengan sudut pandang UU no 6 tahun 2018.

The Lowy Institute, suatu lembaga yang berbasis di Sydney, New South Wales, Australia, membuat peringkat kinerja negara-negara dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Selandia Baru terdapat di urutan awal. Lembaga tersebut membuat peringkat 98 negeri dalam menanggulangi pandemi virus corona lewat publikasi yang bertajuk Covid Performance Index. Semenjak Maret 2020, Pemerintah Selandia Baru menetapkan ketentuan tegas menimpa penutupan, perbatasan serta lockdown. Walaupun kala itu baru tercatat 102 permasalahan di Selandia Baru, warga menempuh kegiatan tanpa kerumunan.

Pada akhir Maret 2020, buat mempersiapkan publik mengalami suasana yang berganti dengan kilat, pemerintah Selandia Baru menghadirkan sistem peringatan 4 sesi. Sistem peringatan ini diperuntukkan buat mengelola serta meminimalkan resiko penyebaran Covid- 19 di Selandia Baru. Sistem ini menolong orang menguasai tingkatan resiko dikala ini serta batas yang secara hukum wajib diiringi. Keempat tahapnya meliputi: Tingkat 1- persiapan Tingkat 2- pengurangan Tingkat 3- pembatasan Tingkat 4- lockdown Sistem ini diawali dari tingkat 2. Pada 25 Maret 2020, naik ke tingkat 4 sehingga Selandia Baru melaksanakan lockdown nasional. Cuma layanan berarti yang berjalan serta seluruh orang dimohon buat senantiasa tinggal di rumah.

Selandia baru mempraktikkan pelarangan ekspedisi internasional semenjak pertengahan Maret 2020. Arden dengan tegas menutup perbatasan Selandia Baru, hingga segala masyarakatnya menerima vaksinasi serta terlindungi. “Selandia Baru cuma hendak betul- betul kembali wajar kala terdapat tingkatan normalitas tertentu di belahan dunia yang lain pula,” ucap Arden, mengutip The Guardian, Selasa( 26/ 1/ 2021). Buat ekspedisi internasional, sebagian masyarakat negeri asing memperoleh pengecualian buat masuk kembali ke Selandia Baru. Pengecualian itu cuma bila mereka mempunyai kemampuan spesial yang tidak bisa ditemui secara lokal, anggota keluarga, ataupun mempunyai pendamping dari masyarakat negeri Selandia Baru.

Tidak hanya pembatasan aktivitas yang ketat, Selandia baru pun mempraktikkan pelacakan kontak (contact tracing). Kala permasalahan awal Covid-19 terkonfrmasi di Selandia Baru, pemerintah melaksanakan 10.000 uji satu hari. Adanya contact tracing, terbukti efektif untuk menanggulangi dan mengurangi penyebaran virus Covid-19. Karena pemerintah dapat mengetahui dan mengawasi warga yang memiliki hubungan erat dengan pasien Covid-19 dan dapat memintanya untuk melakukan isolasi mandiri guna mencegah perkembangan virus Covid-19. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menanggulangi dan mengurangi penyebaran virus Covid-19 di daerah Selandia Baru. Dengan begitu, penyebaran Covid-19 dapat terkendali dan terus terpantau sehingga diharapkan pandemi Covid-19 akan segera berakhir.

Referensi:

Brivati, Brian. “Introduction.” Dalam The contemporary history handbook, oleh Brian Brivati, Julia Buxton, & Anthony Seldon, xvi. Manchester: Manchester University Press, 1996.

Eberstadt, Nicholas. “Population Change and National Security.” Foreign Affairs Vol 70, no. 3 (1991): 115–131. Human Security Unit.

Human Security at the United Nations. Newsletter — Issue 12, New York: United nations, 2015

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet

Write a response