UPAYA GASTRODIPLOMASI INDONESIA DALAM MENINGKATKAN NATIONS BRANDING DI AUSTRALIA PADA TAHUN 2018–2019
Oleh: Reysa Diva Reyhan
Seiring dengan perubahan zaman yang semakin kompleks, fenomena fenomena dalam hubungan internasional tidak hanya semata-mata dipandang terkait hubungan antar negara saja tetapi meliputi juga hubungan dengan masyarakat internasional. hal tersebut menciptakan pola diplomasi yang semakin meningkat dengan cepat atau signifikan. Salah satu bentuk diplomasi budaya yang dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat internasional adalah gastrodiplomasi. Gastrodiplomasi merupakan cara yang menggunakan makanan atau kuliner dalam mencapai sebuah kepentingan nasional itu sendiri. Salah satu negara yang melakukan upaya atau praktik gastrodiplomasi ialah Indonesia. Indonesia melihat bahwa gastrodiplomasi merupakan cara yang cukup efektif dalam meningkatkan nastion branding dari negaranya yaitu lewat makanan atau kuliner dari Indonesia. Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman citra rasa khas yang sangat autentik pada makanan asi Indonesia. Hal tersebut merupakan sebuah wadah yang prnting atau modal yang penting bagi Indonesia untuk mengembangkan sebuah brand makanan untuk berbagai kepentingan, salah satunya untuk sektor pariwisata Indonesia..
Di Australia terdapat restoran Indonesia yang menjadi partner dari Kementrian Pariwisata, terdapat 2 restoran Indonesia yaitu Restoran Sendok Garpu dan Restoran Shalom Indonesia. Restoran khas Indonesia ini memiliki peran penting dalam pelaksanaan gastrodiplomasi Indonesia dan meningkatkan nation branding Indonesia. Setrta memiliki peran strategis sebagai diplomat dalam mempromosikan keragaman dan kekayaan kuliner serta destinasi wisata Indonesia. Untuk meningkatkan nation branding, Indonesia melakukan upaya dengan menggunakan strategi gastrodiplomasi dimulai dari program Co Branding Diaspora, menyelenggarakan acara atau festival kuliner, memperkenalkan kuliner Indonesia melalui Indonesia Spices Up The World untuk dapat menjadikan rempah-rempah Indonesia sebagai ikon atau mengidentikan Indonesia di Australia
maupun di mata Internasional, standarisasi kuliner dengan tujuan untuk memberikan kepastian rasa dan penyajian yang dianggap mewakili satu jenis kuliner, acara kebudayaan seperti tarian dan musik serta pengenalan Wonderful Indonesia sebagai identitas negara untuk memberi informasi mengenai perkembangan sosial, budaya, promosi pariwisata dan ekonomi Indonesia.
Upaya-upaya tersebut secara perlahan menimbulkan brand awareness terhadap Indonesia di antara masyarakat Australia dan dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pelancong asal Australia ke Indonesia pada rentang tahun 2018–2019. Peningkatan konsumsi kuliner Indonesia oleh masyarakat Australia juga menandakan gastrodiplomasi Indonesia mulai ada kemajuan. Menurut Simon Anholt keberhasilan dalam meningkatkan nation branding suatu negara terdapat pada enam aspek yaitu people, promoting tourism, culture, exporting brands, investment dan foreign and domestic policy. Tetapi dari enam unsur tersebut, Indonesia dalam melaksanakan gastrodiplomasi di Australia telah berhasil memenuhi empat elemen dalam meningkatkan nation branding negaranya. Gastrodiplomasi yang dilakukan Indonesia tidak hanya sebatas mempromosikan makanan Indonesia ke Australia saja tetapi berkaitan dengan kepentingan nasional. Dengan memanfaatkan gastrodiplomasi membuat nation branding milik Indonesia dapat terbentuk menjadi brand awareness dan brand power agar dapat menyeimbangi dengan negara lain. Selain itu juga dapat membantu Indonesia dalam memelihara hubungan baik antara pemerintah dengan masyarakat internasional tanpa adanya ikatan politis, serta dapat menciptakan citra positif Indonesia di Australia. Meskipun serangkaian upaya gastrodiplomasinya di Australia telah dibentuk, tetapi pelaksanaannya masih belum maksimal karena masih banyaknya tantangan yang harus di hadapi Indonesia dalam melaksanakan strategi gastrodiplomasi. Implementasi gastrodiplomasi Indonesia di Australia seharusnya dijadikan sebagai motivasi bagi pemerintah Indonesia dalam pembentukan strategi-strategi komprehensif dalam meningkatkan pengetahuan dan national branding Indonesia melalui gastrodiplomasi itu sendiri.
Referensi:
Jurnal:
Diahtantri, Putri Indah. (2021). “Strategi Gastrodiplomasi Indonesia Melalui Program Co-Branding Diaspora di Australia Tahun 2018–2020”. Journal of International Relations, Vol. 1, Hal.8. diakses dari https://unimuda.ejournal.id/jurnalhubunganinternasional/article/view/15 14 , pada 29 Maret 2023.
Hall, Derek, dkk. (2003). “Policy, Support and Promotion for Food-Related Tourism Initiatives”. Journal of Travel & Tourism Marketing, Vol. 14 No.3–4, Hal.91.
Pham, M. J. (2013). Food as Communication: A Cse Study of South Korea’s
Gastrodiplomacy. Journal of International Service, Vol. 22, No. 1, Hal. 1- 22
Artikel:
Bestor, T. C. (2014). The Most Flavored Nation Status: The Gastrodiplomacy of
Japan’s Global Promotion of Cuisine. Dipetik Maret 02, 2022, dari
http://www.publicdiplomacymagazine.com/most65flavored-nation- statusthe-gastrodiplomacy-of-japansglobal-promotion-of-cuisine/
CNN Indonesia. (2017). Rendang & Nasi Goreng Dipilih Jadi Makanan Terenak diakses dari https://www.cnnindonesia.com/gayahidup/20170715172743- 307–228130/rendang-nasigoreng pada 29 Maret 2023.
.
De Gouveia, P. F. (2006). The Present and Working Papper 2006/6 Future of
Public Diplomacy: A European Perspective. Diakses dari http://biblioteca.ribei.org/1123/1/WP-029-2006.pdf pada 29 Maret 2023