Sovereign Wealth Fund di Berbagai Negara

Diplomacy Studies UPNVY
4 min readJul 1, 2023

Penulis : M Faris Helmi Priyono

Setiap negara memiliki cara dan strategi masing-masing dalam memperkuat dan menumbuhkan ekonomi negaranya. Salah satu yang populer dan digunakan banyak negara dalam menumbuhkan ekonomi negaranya adalah Sovereign Wealth Fund (SWF). Menurut situs Kementrian Keuangan Indonesia, SWF adalah lembaga atau orgnaisasi milik negara yang bertugas mengelola dana publik dan berinvestasi menggunakan dana tersebut ke berbagai aset dan bentuk yang berbeda. Masing-masing negara mempunyai sumber dana SWF yang berbeda, namun dapat dikategorikan secara luas menjadi dua, yaitu bersumber dari hasil sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan bersumber dari dana berupa aset finansial (saham, obligasi, properti, logam mulia, dan instrumen keuangan). Abu Dhabi Investment Authority dari Uni Emirate Arab dan Qatar Investment Authority dari Qatar adalah 2 dari banyak SWF yang dananya bersumber dari minyak, sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sedangkan SWF dari singapura (Temasek) dan Malaysia (Khazanah) adalah SWF yang bersumber dana dari aset keuangan.

Negara-negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirate Arab sadar bahwa cadangan minyak mereka tidak akan abadi dan akan habis pada waktu tertentu. Karena itu, mereka mengubah pendapatan uang mereka dari ekspor minyak ke negara-negara lain menjadi menginvestasikan uang yang mereka dapatkan dari ekspor minyak ke sektor-sektor potensial. Arab saudi misalnya, mereka sadar bahwa kedatangan umat muslim ke tanah suci mereka tidak akan berhenti sampai kapanpun. Melihat potensi itu, SWF Arab Saudi mengalokasikan uang dari penjualan saham minyak mereka ke aset-aset yang menunjang umat muslim saat datang ke tanah suci mereka. Begitu juga dengan Uni Emirate Arab yang sadar akan cadangan minyak yang mereka miliki, mereka beralih menginvestasikan dana mereka ke sektor jasa dan perdagangan.

Berbeda dengan Norwegia. Negara ini memiliki SWF dengan dana terbesar di dunia pada tahun 2021. Walaupun sama dengan negara Arab dan Uni Emirate Arab dalam sumber daya yang diinvestasikan, yaitu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, namun tujuan investasi mereka adalah untuk dana pensiun seluruh warga negaranya. Tindakan ini dilakukan karena Norwegia merupakan negara yang menganut negara kesejahteraan, maka dari itu dibentuklah SWF Norwegia dengan nama Government Pension Fund. Aset yang dimiliki lembaga ini menyentuh angka 1,3 triliun dollar. Uang ini diinvestasikan dalam instrumen- instrumen investasi yang berbeda-beda, mulai dari pasar pendapatan tetap, ekuitas internasional, energi terbarukan, real estate, dan infrastruktur. Diversifikasi ini dilakukan agar memperkecil kemungkinan bangkrut dan kerugian yang akan didapat. Jika dilihat dari besarnya kepemilikan saham tunggal di seluruh dunia, management ini memegang 1,5 persen dari keseluruhan saham yang ada di seluruhh dunia. Angka ini merupakan kepemilikan tunggal terbesar di pasar saham dunia. Dengan begitu Norwegia menjadi negara dengan lembaga SWF yang tergolong berhasil mengelola dana investasinya.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Indonesia telah meresmikan lembaga SWF-nya pada tahun 2021 dengan nama Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau dalam dunia internasional dikenal dengan Indonesia Investment Authority (INA). Berbeda dengan SWF lainnya dimana mereka mengelola uang yang berlebih di negaranya, SFW Indonesia fokus pada pengelolaan dana asing yang akan diinvestasikan di Indonesia. Mengapa Indonesia tidak berinvestasi ke luar negri seperti SWF lainnya? Karena sifat SWF adalah bergantung paad pemerintahan, maka SWF yang dibentuk harus menyesuaikan dengan keadaan politik, baik politik dalam negri maupun luar negri, dan menyesuaikan kemampuan negara itu sendiri. Contoh riil yang sudah terjadi di Indonesia adalah pembangunan smelter yang berefek pada kenaikan nilai barang tambang di Indonesia. Sebelumnya, Indonesia hanya menambang hasil bumi mentah yang kemudian dikirim ke negara lain untuk diolah dan di beli kembali oleh Indonesia dalam bentuk siap pakai. Dengan pembangunan smelter, yang sangat besar biayaanya, Indonesia mampu menjual hasil tambangnya dalam bentuk siap pakai yang lebih menguntungkan. Besarnya dana yang diperlukan dalam kasus-kasus tersebut memerlukan dana dari investor asing, itulah mengapa SWF Indonesia fokus pada mengelola dana investor asing yang masuk ke Indonesia.

Hingga saat ini, LPI terlihat banyak menerima investasi dalam sektor infrastruktur di Indonesia. pembangunan infrastruktur di Indonesia dimaksudkan agar siklus dagang berjalan lebih baik dan cepat. Namun, bisa dilihat bahwa infrastruktur yang dibangun sangat berpusat di pulau jawa. Selain itu, seharusnya lebih banyak sektor potensional yang bisa dikembangkan dengan dana SWF seperti pertambangan, pertanian, atau bahkan geo- ekonominya.

Daftar Pustaka

Cakranegara, P. A. (2021). Analisa Kebijakan Pembentukan Sovereign Wealth Fund Di Indonesia. Sebatik, 25(1), 1–8.

https://www.nbim.no/en/organisation/about-us/ diakses pada 27 Juni 2023 pukul 08.20

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sulseltrabar/baca-artikel/13739/Sovereign-Wealth- Funds-SWF.html diakses pada 27 Juni 2023 pukul 07.55

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet

Write a response