Respon Feminisme Atas Keluarnya Turki dari Konvensi Istanbul

Diplomacy Studies UPNVY
3 min readOct 30, 2021

Salsabila Nadhifah Tahril

Turki sebagai salah satu negara di posisi tertinggi dengan kasus femisida didunia. Femisida menurut PBB adalah Pembunuhan terhadap wanita karena ia wanita. Pembunuhan ini biasa ditemukan di antara pasangan, Pembunuhan dalam konflik bersenjata, honour killings, dan lainnya. Kata Femisida ditujukan pada pandangan atas ketidaksetaraan gender, penindasan, kekerasan terhadap wanita. Femisida adalah kekerasan wanita yang paling ekstrem dimana isitilah ini merujuk pada diskriminasi terhadap gender.[1] di Turki terdapat KCDP, (Kadin Cinayetlerini Durduracağiz Platformu) Lembaga Swadaya Masyarakat yang melakukan research data terkini tentang kasus-kasus femisida di Turki. Lembaga ini mengambil data dari research tersendiri dan media online, karena mereka menganggap data dari pemerintah tidaklah valid. Menurut KCDP Turki mengalami peningkatan yang cukup besar atas kasus femisida ini sejak tahuan 2012, kebanyakan dari mereka adalah pasangan, mantan pasangan, keluarga, atau laki-laki yang hanya menginginkan hubungan dengan korban. Sebagian besar para korban Femisida ditemukan tak bernyawa dengan Senjata api, alat pemotong, dan tenggelam.[2] Data pertahun KCDP menyatakan pada 2017 terdapat 409 korban, 2018 terdapat 440 korban, 2019 terdapat 474 korban, dan 2020 dengan 303 korban wanita. Sudah lama Pemerintah dan pengadilan Turki telah membungkam kasus femisida, hingga kini tak terlihat adanya gerakan politik yg konkret untuk memerangi femisida. Suasana diperkeruh dengan Turki yang memilih untuk keluar dari Konvensi Istanbul pada 20 Maret 2021. Konvensi Istanbul tentang perlindungan perempuan yaitu Perjanjian internasional dibawah majelis Eropa tentang Pencegahan dan pemberantasan kekerasan terhadap Wanita dan Kekerasan Rumah Tangga.. Erdogan menyatakan tidak setuju dengan adanya kesetaraan gender karena Hal ini tidak sejalan dengan nilai-nilai Turki yang mayoritas menganut agama Islam.

Para wanita di Turki mengharapkan dengan adanya konvensi tersebut kekerasan terhadap wanita bisa lebih dicegah, namun memang belum adanya langkah yang nyata oleh penegak hukum Turki dalam penerapan konvensi Istanbul. para wanita sebagai aktivis indepen di Tur ki mengembangkan dan mengorganisir gerakan dengan mendorong tekanan lebih besar pada pemerintah dan sebagai protes adanya sistem yang didominasi laki-laki. Banyak organisasi non-pemerintah yang dipimpin oleh perempuan dibawah faham feminism. Oraganisasi tersebut adalah pertama, Kadın Adayları Destekleme ve Eğitme Derneği (KA.DER), KA.DER melakukan aktivitas lobbying untuk membawa resolusi perempuan ke dalam arena sosial dan politik, merubah peraturan yang sudah ada, Peraturan atau UU baru, dan Peraturan yang sedang dalam proses pembentukan oleh pemerintah.[3] Kedua, KAGIDER yang memiliki program membangun konseling wanita untuk pelatihan 400 perempuan di Sanliurfa dan 300 perempuan di Provinsi Trabzon, melakukan Global Entrepreneurship setiap tahunnya yang di rayakan di kurang lebih 142 Negara dan program Water Drop Project berupa Pelatihan dan konseling gratis bagi 1000 perempuan yang hadir. Ketiga, Kadin Cinayetlerini Durduracagiz, yang berbentuk Platform yang disebut juga dengan “We will stop Femicide”dengan tujuan untuk menghentikan femisida dan memastikan perlindungan wanita dari kekerasan, memberikan bantuan hukum kepada perempuan yang ingin aman dari kekerasan.[4] Platform ini juga sebagai respon adanya demonstrasi tanggal 8 Maret 2020 yang bertujuan untuk mencegah femisida, mengakhiri kekerasan dan juga atas keluarnya Turki dari Istanbul Convention.

Isu — isu Femisida dan ketidaksetaraan gender di Turki terus bertambah setiap tahunnya dan terus menuai perhatian Global, apalagi setelah Langkah Turki dalam meninggalkan Traktat Konvensi Istanbul tentang Perlindungan terhadap Perempuan. Upaya Perempuan — perempuan di Turki dibawah kepercayaan adanya Feminisme adalah terus melakukan lobying atas Gerakan sosial dan semakin tahun semakin berpengaruh dan diimplementasikan di masyarakat. Para Perempuan Turki berharap Gerakan sosial ini bisa lebih di perhatikan oleh pemerintahan dan adanya kebijakan baru mengenai Kesetaraan gender di Turki.

Referensi

Emeği, Kadın & İstihdamı Girişimi. “Association For The Support of Women Candidates/KA.DER”. https://www.keig.org/ diakses pada 20 Oktober 2021.

Gul, Dilek. “8 Mart öncesi kadına yönelik şiddetin son bulması için Beşiktaş’ta eylem” https://tr.euronews.com/2021/03/05/8-mart-oncesi-kad-na-yonelik-siddetin-son-bulmas-icin-besiktasta-eylem diakses 20 Oktober 2021

Indrastuti. “Kenali Femisida, Kekerasan Paling Ekstrem terhadap Perempuan”https://mediaindonesia.com/humaniora/366927/kenali-femisida-kekerasan-paling ekstremterhadap-perempuan diakses 20 Oktober 2021

Kadincinayetlerinidurduracagiz. “Kadın Cinayetlerini Durduracağız Platformu Kasım 2020 Raporu”. http://kadincinayetlerinidurduracagiz.net/veriler/2943/kadin-cinayetlerini-durduracagiz-platformukasim-2020-raporu diakses pada 20 Oktober 2021

[1] Indrastuti. “Kenali Femisida, Kekerasan Paling Ekstrem terhadap Perempuan”

https://mediaindonesia.com/humaniora/366927/kenali-femisida-kekerasan-paling-ekstremterhadap-perempuan diakses 20 Oktober 2021

[2] Kadincinayetlerinidurduracagiz. “Kadın Cinayetlerini Durduracağız Platformu Kasım 2020 Raporu”.

http://kadincinayetlerinidurduracagiz.net/veriler/2943/kadin-cinayetlerini-durduracagiz-platformukasim-2020-raporu diakses pada 20 Oktober 2021

[3] Kadın Emeği & İstihdamı Girişimi. “Association For The Support of Women Candidates/KA.DER”.

https://www.keig.org/ diakses pada 20 Oktober 2021.

[4] Dilek Gul. “8 Mart öncesi kadına yönelik şiddetin son bulması için Beşiktaş’ta eylem”

https://tr.euronews.com/2021/03/05/8-mart-oncesi-kad-na-yonelik-siddetin-son-bulmas-icin-besiktasta-eylem diakses 20 Oktober 2021

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet

Write a response