Press Release Diskusi Mingguan Cluster Pertahanan dan Keamanan — Krisis Keamanan : Serangan Rusia ke Ukraina
Pada Rabu, 20 April 2022, Cluster Pertahanan dan Keamanan KSM Diplomacy Studies mengadakan diskusi rutin yang biasa kami sebut diskusi mingguan. Diskusi ini mengangkat tema “Krisis Keamanan: Serangan Rusia ke Ukraina”. Tujuan diadakannya diskusi ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman mengenai konflik yang tengah terjadi di Ukraina. Selain itu, diskusi ini juga sebagai wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan gagasan mereka terkait kasus yang diangkat.
Konflik Rusia dan Ukraina semakin memanas sejak keputusan Presiden Putin menggelar “operasi militer” ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Alasan di balik keputusan Presiden Putin tersebut yaitu untuk mendukung kelompok separatis yang terletak di wilayah Donbass, bagian timur Ukraina. Adapun kekhawatiran akan ancaman keamanan karena keinginan Ukraina bergabung pada aliansi NATO juga menjadi perbincangan hangat yang erat kaitannya dengan penyebab Rusia meletakkan pasukan militernya di Ukraina. Perbuatan Rusia terhadap Ukraina telah menimbulkan dampak negatif tidak hanya bagi kedua negara tetapi juga bagi dunia internasional. Dampak tersebut meliputi, kenaikan harga komoditas dunia, terhambatnya suplai logistik, rendahnya pemulihan ekonomi pasca Covid-19, dan meningkatnya harga minyak bumi terutama di Amerika Serikat dan Eropa.
Peserta diskusi mingguan ini berasal dari internal KSM Diplomacy Studies. Para peserta menyampaikan pendapatnya secara aktif menjawab dua mosi yang telah Cluster Pertahanan dan Keamanan siapkan. Mosi pertama yaitu “Apakah tindakan Rusia dibenarkan untuk terjadi?” dan mosi kedua yaitu “Bagaimana sebaiknya kedua negara menyikapi dampak tersebut?”. Terdapat dua pandangan terkait mosi pertama, ada yang mendukung tindakan Rusia dan ada juga yang menentang. Kemudian, perbincangan mengenai mosi kedua, peserta diskusi menyampaikan beberapa hal yang sebaiknya Rusia dan Ukraina lakukan untuk mengurangi dampak yang telah ditimbulkan, salah satunya yaitu dengan berfokus pada resolusi konflik bukan menambah ketegangan.