Perempuan di Garis Depan: Mengenal lebih jauh tentang Women’s March
Penulis : Evelyn Stefiliana Liang
Kesetaraan gender sudah merupakan isu yang telah menarik banyak perhatian di berbagai kalangan sejak lama. Banyak gerakan yang memperjuangkan hak-hak perempuan hingga kesetaraan gender di dunia seperti gerakan #MeToo. Lalu bagaimana dengan Indonesia?, apakah masyarakat indonesia akan terus bungkam dengan isu ini atau malah sebaliknya?. Perlu kita ketahui bahwa gerakan memperjuangkan hak-hak perempuan di kalangan masyarakat Indonesia telah banyak dilakukan, salah satunya adalah gerakan Women’s March. Sebelum kita mengetahui lebih dalam mengenai gerakan Women’s March, perlu kita ketahui definisi dari gerakan perempuan itu sendiri, yang mana gerakan perempuan merupakan aksi yang diorganisir secara bersama oleh kaum perempuan dengan tujuan untuk mengajukan beberapa tuntutan dalam kehidupan publik berdasarkan identitas gender sebagai perempuan (McBride & Mazur, 2008). Dimana seiring perkembangannya, gerakan ini mengalami perubahan menjadi lebih bersifat komunikatif yaitu dari offline ke online. Menurut (Knappe & Lang, 2014). Kampanye yang dilakukan oleh gerakan-gerakan ini sudah banyak kita temui di jalanan pada saat ini. Dan sosial media bertugas sebagai platform dalam penyebaran gerakan ini, agar lebih banyak orang yang tahu dan teredukasi akan isu-isu yang masih sering dianggap tabu.

Women’s March adalah salah satu contoh gerakan sosial yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Gerakan ini pertama kali berlangsung di Washington pada tanggal 21 Januari 2017 dengan misinya yakni memobilisasi dan menghimpun aksi untuk pembelaan hak asasi perempuan di dunia (Dianawanti, 2019). Awalnya, gerakan ini merupakan bentuk protes Teresa. Akun Facebooknya sempat heboh saat mengajak teman jalan-jalan jauh, aksi tersebut terjadi karena pernyataan yang dianggap tidak pantas untuk perempuan oleh Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump. Setelah itu, akun lain mulai muncul juga mencoba mengangkat masalah tersebut. Bersama-sama mereka semakin kuat dan membuat halaman Facebook resmi “Women’s March in Washington” yang menarik puluhan ribu wanita untuk berpartisipasi dalam aksi tersebut (Prandansari, 2018).
Diukur dari besar kecilnya dampak kegiatan Women’s March Kemudian gerakan ini akan dilakukan tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di negara lain, termasuk Indonesia. Selain itu, alasan diselenggarakannya gerakan perempuan di Indonesia ini agar isu-isu seperti kesetaraan gender perlu disoroti. Gerakan Women’s March di Indonesia pertama kali dilakukan di Jakarta pada tahun 2017 yang disebut menjadi Women’s March Jakarta dimana gerakan Women’s March Jakarta sudah melakukan banyak perjuangan dan tuntutan yang dimulai dari tahun 2017. Terdapat delapan tuntutan yang dilakukan oleh Women’s March pada tahun 2017 meliputi: Mereka menuntut agar Indonesia lebih meningkatkan toleransi dan keberagaman serta meminta pemerintah untuk membangun infrastruktur hukum yang lebih memadai untuk keadilan gender, menuntut pemerintah dan masyarakat memenuhi hak kesehatan perempuan dan menghapus kekerasan terhadap perempuan, menuntut pemerintah dan masyarakat melindungi lingkungan hidup dan pekerja perempuan, menuntut pemerintah membangun kebijakan publik yang pro perempuan dan kelompok marginal lainnya termasuk perempuan difabel, menuntut pemerintah dan partai politik meningkatkan keterwakilan dan keterlibatan perempuan dibidang politik, menuntut pemerintah dan masyarakat menghapus diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok LGBT, dan menuntut pemerintah serta masyarakat untuk lebih memperhatikan isu global yang berdampak pada perempuan serta membangun solidaritas dengan perempuan di seluruh dunia.

Dilanjutkan pada tahun 2018 terdapat delapan persyaratan yang tidak jauh berbeda dari tuntutan yang disampaikan pada tahun 2017 terdapat penuntutan yang berbeda yaitu: ada terbentuknya hukum dan dibentuk praktik perlindungan perempuan, anak-anak, masyarakat adat, kelompok disabilitas, kelompok minoritas Gender dan diskriminasi gender dan kekerasan seksual serta menyuarakan untuk menawarkan akses terhadap keadilan dan reparasi korban kekerasan seksual. Yang baru-baru ini terjadi adalah Women’s March Jakarta 2023 yang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2023 di IRTI (Ikatan Restoran dan Taman Indonesia) Monas. Tahun ini, kegiatan gerakan Women’s March Jakarta menjelang pesta demokrasi tahun 2024 dimana Women’s March Jakarta berfokus pada aspek politik. Tujuannya adalah untuk menantang struktur kekuasaan patriarki dan menciptakan ruang bagi suara perempuan untuk didengar dan dihormati dalam perpolitikan Indonesia. Women’s March Jakarta pada tahun ini memiliki 9 tuntutan, tuntutan-tuntutan tersebut adalah: Pemerintah diharapkan menerapkan kebijakan baru untuk mewakili suara perempuan dan minoritas lainnya di berbagai bidang kehidupan. Mulai dari politik, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kesejahteraan dan peningkatan hak asasi manusia.
Gerakan ini berhasil meningkatkan kesadaran tentang isu-isu yang dihadapi perempuan dan komunitas minoritas lainnya di Indonesia. Namun, sulit untuk mengukur efektivitas Women’s March Jakarta dalam mencapai tujuannya. Meskipun gerakan tersebut memberikan ruang yang aman bagi perempuan untuk mengekspresikan pandangan dan keprihatinan mereka, tetapi sayangnya masih tidak ada kejelasan apakah pemerintah telah mengambil langkah konkrit untuk mengatasi masalah yang diangkat oleh para demonstran. Meski demikian, Women’s March Jakarta telah menginspirasi banyak perempuan untuk tetap aktif dan terlibat dalam gerakan feminis di Indonesia.
Referensi
At Women’s march Jakarta, a thousand reasons to fight. VICE. (2018, March 5). https://www.vice.com/en/article/vbp8ej/at-womens-march-jakarta-a-thousand-reasons-to-figh t
Kwok, Y., Yenni Kwok. (2018, September 13). Jakarta Feminist Discussion Group Talks about women’s March Jakarta. April Magazine. https://www.aprilmag.com/2018/03/08/jakarta-feminist-discussion-group-talks-about-women s-march-jakarta/