Mempelajari Diplomasi dalam Sejarah Perang Dingin melalui Film “Bridge of Spies”
Penulis : Sarwindah Dwi Yuntari
Di era globalisasi ini, film merupakan media komunikasi audio visual yang mengambil peranan penting dalam proses sosialisasi di masyarakat. Film tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga sebagai pembawa perubahan melalui pengaruh yang disebarkan kepada para penontonnya. Sebuah film dapat mengandung berbagai bentuk pesan, sesuai dengan misi dari film tersebut. Salah satu contoh dari misi sebuah film adalah memperkenalkan sesuatu hal kepada para penonton melalui gambar, benda, tulisan, perkataan, maupun aksi dari tokoh-tokoh dalam film tersebut.
Salah satu jenis film yang mengandung banyak pelajaran adalah film sejarah. Contohnya seperti film sejarah mengenai konflik internasional. Konflik Internasional adalah perselisihan yang melibatkan beberapa negara di dunia. Biasanya konflik besar ini dimulai antara dua negara yang kemudian menjalar ke negara lainnya. Hal ini seringkali dipicu oleh perbedaan kepentingan nasional dari masing-masing negara. Ketegangan yang terjadi dalam konflik tersebut tentu dapat menimbulkan berbagai risiko terhadap warga negara yang terlibat konflik maupun yang tidak terlibat sama sekali. Seperti halnya dengan terjadinya perang, terrorisme, kelumpuhan ekonomi, dan sebagainya.
Dalam hubungan internasional, terdapat beberapa metode yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan konflik internasional, salah satunya adalah dengan jalur diplomasi. Dalam buku “The Principle of Diplomacy, KM Panikkar berpendapat bahwa diplomasi dalam hubungannya dengan politik internasional merupakan seni dalam mengedepankan kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain (SL. Roy. 2001. Hlm 21). Ditempuhnya jalur diplomasi dapat mencegah perpecahan yang lebih besar karena pihak yang terlibat dapat bersama-sama mendiskusikan kepentingannya.
Film “Bridge of Spies” merupakan salah satu film sejarah yang menggambarkan proses penyelesaian konflik dengan jalur diplomasi. Film yang disutradarai oleh Steven Spielberg tersebut diambil dari kisah nyata yang mengambil latar waktu pada masa Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet di pertengahan abad ke 20. Pada masa itu, perang antara dua
negara adidaya tersebut bukanlah adu gencatan senjata seperti yang terjadi pada umumnya, melainkan lebih kepada persaingan informasi untuk memenangkan perang nuklir yang mungkin terjadi. Di dalam film ini, terdapat pengenalan diplomasi sebagai penyelesaian konflik melalui aksi para tokoh film tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan penyanderaan mata-mata.
Dalam film tersebut, diceritakan bahwa James B Donovan yang merupakan seorang pengacara Amerika Serikat diberikan tugas untuk membela mata-mata KGB, Rudolf Abel, di pengadilan AS sebagai bentuk representasi keadilan terhadap terdakwa di negaranya. Sebagai pengacara yang profesional, James Danovan memperjuangkan agar Rudolf Abel tidak dihukum mati dengan mengatakan bahwa Rudolf Abel dapat menjadi aset jaminan AS apabila terdesak oleh Uni Soviet. Di sisi lain, seorang pilot AS bernama Francis Gary Power yang merupakan mata-mata CIA tertangkap dan menjadi tahanan pihak Uni Soviet saat bertugas memotret wilayah Uni Soviet dengan pesawat. Akhirnya kedua negara AS dan Uni Soviet merencanakan perundingan untuk bernegosiasi mengenai pertukaran tahanan agar mata-mata mereka tidak membocorkan rahasia negara apabila berada ditangan lawan.
Dalam wacana pertukaran tersebut, James Donovan dibuat bimbang karena ia juga menginginkan Rudolf Abel untuk ditukarkan dengan seorang mahasiswa AS, yaitu Frederic Pryor, yang menjadi tahanan Jerman yang juga tengah berkonflik dengan Uni Soviet. Oleh karena itu, James memutuskan untuk bernegosiasi dengan pihak Jerman untuk menukarkan tawanan AS dengan dua orang sekaligus. Tetapi pemerintah Jerman ternyata menolak karena mengetahui bahwa AS juga menukar Rudolf Abel dengan pihak Uni Soviet.
Hingga pada akhirnya, negosiasi tetap dimenangkan oleh James Donovan setelah ia menyampaikan kalimat “There’s no deal for Abel unless we get Powers and Pryor. Provision is set tomorrow morning will be canceled if we don’t get two people. If there’s no deal, your boss must tell the Soviet that they are not getting Rudolf Abel. If exchange has never gonna happen, no reason for anybody to get up in the morning.” kepada Jerman. Artinya, perang besar akan terjadi apabila pertukaran dibatalkan. Mempertimbangkan hal tersebut, Jerman pun menyetujui penawaran James Donovan dan pertukaran tahanan antara tiga negara tersebut berhasil dilakukan tanpa gencatan senjata.
Dari film “Bridge of Spies” ini, penonton dapat melihat bahwa dengan keberhasilan dalam menempuh jalur diplomasi dapat mencegah terjadinya kehancuran besar. Artinya, film ini berhasil mengenalkan cara dan juga manfaat dari diplomasi kepada masyarakat. Di sisi lain, alur yang digunakan dalam film ini cukup jelas dan tidak terkesan terburu-buru maupun bertele-tele. Selain itu, film ini juga berhasil membawakan latar suasana perang dingin dengan cukup baik. Secara keseluruhan, film ini berhasil menyampaikan alur resolusi konflik dalam perang dingin dengan baik sehingga nilai-nilai pengajarannya dapat tersampaikan kepada penonton.
Referensi :
kumparan. (2021). “Pengertian Perang Dingin dalam sejarah Amerika dan Uni Soviet”. Diakses pada 20 Agustus 2021, dari https://kumparan.com/berita-update/pengertian-perang- dingin-dalam-sejarah-amerika-dan-uni-soviet-1vrG3joEMQj
Prayuda, R. & Sundari, R. (2019). Diplomasi dan Power: Sebuah Kajian Analisis. Journal of Diplomacy and International Studies, 85.