Learn About Gender Equality from TV Series : Anne with an E
Penulis : Kartika Natania
“Isu kesetaraan gender bukanlah hal baru saat ini, dan meskipun teknologi semakin matang dan modernisasi di mana-mana, isu kesetaraan gender masih ada di beberapa kelompok di seluruh wilayah.”
Itulah salah satu pernyataan yang disajikan dalam serial TV abad ke-19 Anne with an E. Serial TV Anne with an E sendiri merupakan serial adaptasi dari novel Anne of Green Gables. Meskipun merupakan sebuah adaptasi, plot yang disajikan dalam serial tersebut tidak sama persis dengan yang ada di novelnya karena serial Anne with an E telah dibuat hingga tiga season pada Netflix.
Pada dasarnya, serial ini mengangkat berbagai isu sosial, seperti kesetaraan dan prasangka gender, representasi, standar kecantikan, hak-hak dasar seperti pendidikan dan akses ke kesehatan, masalah adopsi anak, rasisme, sejarah Aborigin, kekerasan seksual, sensor media dan klasisisme. Berbagai isu tersebut tertuang dalam kisah kehidupan masyarakat Avonlea, sebuah kota fiksional terpencil di Prince Edward, Kanada. Meski mencakup berbagai masalah sosial, cerita yang disajikan tetap hidup dan menghibur.
Hal yang menarik dalam serial ini adalah isu gender yang diangkat selama periode drama. Konsep feminisme baru dikenal masyarakat pedesaan pada akhir abad ke-19, tetapi isu ketidaksetaraan gender dan kesadarannya mulai muncul dalam dinamika sosial yang digambarkan di dalam serial Anne with an E.
Kisah asli Anne dimulai ketika dia diadopsi dari panti asuhan oleh saudara kandung bernama Green Gables. Segalanya tidak berjalan dengan baik pada awalnya. Anne tidak diterima oleh keluarganya karena berbagai kesalahpahaman, namun seiring berjalannya waktu, Anne merasakan kehangatan keluarga untuk pertama kalinya.
Serial ini juga menunjukkan betapa sulitnya memperjuangkan hak-hak yang juga pantas didapatkan oleh perempuan. Mereka tidak hanya mendapat tekanan sosial, tetapi perempuan di abad ke-19 juga tidak memiliki kebebasan untuk mengungkapkan pendapat mereka. Meski Anne with an E merupakan serial fiksi, namun isu sosial yang terjadi di dalamnya merupakan sebuah realita yang terjadi di masa itu.
Karakter Anne di serial ini digambarkan sebagai orang yang selalu terlihat ceria. Terlepas dari sifat ini, Anne sering diganggu oleh teman-teman sekolahnya dan tetangganya. Itu terjadi sepanjang waktu karena Anne selalu menunjukkan sikap yang berbeda dari rata-
rata wanita pada zamannya. Anne selalu punya nyali untuk berbicara di tempat yang dianggap tidak seharusnya bagi wanita, karena suara dan keputusan terhormat sepenuhnya hanya ada di tangan pria. Permasalahan ini menjadi titik fokus dalam serial Anne with an E. Seiring berjalannya waktu, kehadiran Anne semakin diterima masyarakat, meski awalnya ditolak mentah-mentah. Penerimaan oleh masyarakat itu disebabkan karena Anne membawa perubahan besar dan berarti bagi Green Gables, tidak hanya untuk keluarganya, tetapi juga untuk semua wanita yang hadir.
Serial ini sangat direkomendasikan karena merupakan tontonan keluarga dan memiliki banyak pesan moral yang penting. Selain itu, plot dari serial ini sangat mendukung, karena isu-isu sosial yang terjadi pada abad ke-19 masih relevan hingga saat ini, sehingga memungkinkan kita sebagai penonton dari semua lapisan masyarakat untuk mengapresiasi plot yang disajikan. Selamat menonton~
Referensi :
Abidah Ardelia. 2020. ‘Anne with an E’, Serial Berlatar Abad 19 dengan Isu yang masi relevan. https://magdalene.co/story/anne-with-an-e-serial-berlatar-abad-19-dengan- isu-yang-masih-relevan . Diakses Tanggal 24 Mei 2022
Agnes Jatayu. 2022. Serial Anne With An E dan Nasib Perempuan Masa Kini. https://geotimes.id/opini/serial-anne-with-an-e-dan-nasib-perempuan-masa-kini/ . Diakses Tanggal 24 Mei 2022
Naufal Ariq. 2022. Perjuangan Kesetaraan Gender di Abad ke-19 pada Serial Anne With an E.
https://www.kompasiana.com/naufalariq1993/624eb13fbb448642f5014562/perjuanga n-kesetaraan-gender-di-abad-ke-19-pada-serial-anne-with-an-e Diakses Tanggal 24 Mei 2022