KRISTEN GREY BERSALAH ATAU TIDAK ?

Diplomacy Studies UPNVY
2 min readMar 26, 2021
https://unsplash.com/photos/RnW1taVZqm8

Beberapa waktu lalu, dunia twitter Indonesia dihebohkan oleh cuitan yang dibuat oleh Kristen Gray, kasus tersebut telah diproses dan sudah mendapat langkah final dari Kemenkumham Bali. Namun, perdebatan justru muncul, menimbulkan pro dan kontra terkait apakah Kristen Gray bersalah atau tidak. Melalui diskusi ini, Cluster Media dan Komunikasi memiliki tujuan untuk mengungkap bagaimana alur terjadinya kasus Kristen Gray, menemukan persepsi baru dalam memandang kasus ini dan menemukan solusi dari fenomena gentrifikasi yang terjadi di Indonesia.

Pada hari Rabu, 24 Maret 2021 telah dilaksanakannya diskusi secara online melalui Zoom conference oleh Cluster Media dan Komunikasi Diplomcay Studies UPN “Veteran” Yogyakarta. Diskusi dengan judul ‘Kristen Gray: Bersalah atau Tidak?’ dihadiri oleh seluruh anggota KSM Diplomacy Studies. Materi disampaikan oleh seluruh peserta magang Cluster Media dan Komunikasi dengan Okta Nurul Illahi sebagai moderator.

Diskusi ini menghasilkan kesimpulan bahwa cuitan yang dibuat oleh Kristen Gray menjadi ramai diperbincangkan karena cuitannya dirasa meresahkan masyarakat Indonesia. Di dalam cuitan tersebut, Kristen Gray melakukan penyalahgunaan izin tinggal yang seharusnya hanya untuk berlibur bukan bekerja dan Kristen Gray juga menyediakan agen visa perjalanan yang dapat membantu WNA untuk pindah ke Bali di masa pandemi. Dari cuitannya tersebut Kemenkumham Bali akhirnya mengeluarkan keputusan dengan mendeportasi Kristen Gray. Dari mosi pertama banyak memunculkan beragam opini namun tetap banyak yang menyetujui bahwa Kristen Gray menjadi fenomenal memang karena perbuatannya yang meresahkan. Kemudian mosi kedua juga mendapat beragam opini terutama dampak positif dan negatif dari adanya gentrifikasi. Mosi terakhir, terdapat perdebatan mengenai keputusan pendeportasian Kristen Gray.

Pemaparan materi menjadi awal berjalannya kegiatan ini setelah pembukaan. Materi pertama membahas mengenai kronologi secara keseluruhan bagimana kasus Kristen Gray ini terjadi. Dari materi pertama dapat diketahui bahwa Kristen Gray membuat cuitan mengenai kesejahteraan hidupnya yang meningkat setelah pindah ke Bali. Ia juga menyebutkan keuntungan-keuntungan tinggal di Bali yang kemudian dijelaskan lebih lengkap di dalam bukunya yang ia jual dengan harga USD30. Materi dilanjutkan mengenai tindak lanjut, status visa, gentrifikasi, dan digital nomad yang menyangkut keseluruhan kasus tersebut.

Memasuki sesi diskusi, moderator membuka dengan topik pertama yaitu ‘apa yang menyebabkan Kristen Gray menjadi fenomenal di media sosial?’. Kemudian dilanjutkan dengan topik kedua yaitu ‘apakah dengan adanya kasus Kristen Gray memperlihatkan bahwa gentrifikasi sudah banyak terjadi di Indonesia?’. Diskusi ditutup dengan topik terakhir yaitu ‘apakah keputusan Kemenkumham mendeportase Kristen Gray sudah tepat atau belum?’. Setiap topik diberi waktu 30 menit untuk berdiskusi.

Salah satu pendapat yang menarik dari sesi diskusi yaitu ‘mengapa tidak kita beri kesempatan untuk Kristen Gray menjadi WNI daripada harus dideportase yang konotasinya negatif’. Kemudian pendapat tersebut dibantah oleh banyak peserta diskusi, salah satunya yaitu ‘gabisa dong, jelas-jelas Kristen Gray sudah menjelek-jelekkan Indonesia kalau dijadiin WNI justru terlihat pemerintah Indonesia itu ga tegas dan mudah diremehkan negara lain’. Kemudian sesi dilanjutkan kesimpulan, notulensi, dan diakhiri dengan foto bersama sebagai penutup.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet

Write a response