Krisis Pengungsi Venezuela : Tantangan dan Solidaritas Global — Apa Jawaban Dunia?
Penulis : Evelyn Stefiliana Liang

Sejak awal tahun 2000, Venezuela telah terjebak dalam krisis multidimensional yang melanda berbagai aspek kehidupan penduduknya. Jutaan orang telah meninggalkan negara mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik karena krisis politik, ekonomi, dan kemanusiaan yang berkepanjangan, yang memicu gelombang pengungsi terbesar dalam sejarah Amerika Latin. Di tengah krisis ini, terdapat bantuan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ada yaitu adalah kerjasama antara United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM), komunitas internasional menghadapi masalah yang semakin kompleks. Sementara solidaritas global tampaknya kurang terwujud dalam kehidupan nyata, muncul pertanyaan etis dan praktis tentang cara menangani gelombang pengungsi yang terus meningkat.
Menurut United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang telah mencatat peningkatan permohonan suaka dari warga Venezuela pada tahun 2018, yang menunjukkan bahwa masalahnya telah meningkat secara signifikan yang terus ada setiap tahunnya, sudah tercatat ada sekitar 4,5 juta warga Venezuela yang melarikan diri dari negaranya. Dapat diketahui bahwa data ini merupakan hasil dari berbagai sumber, termasuk laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan laporan Regional Inter-Agency Coordination Platform. Kemudian data yang dipresentasikan oleh IOM menunjukan Sekitar 4,5 juta orang Venezuela tinggal di luar negeri, dengan 3,5 juta di antaranya di Amerika Latin dan Karibia, menurut Tinjauan Respons Regional IOM yang dirilis pada September 2019.
Dampak krisis ekonomi yang disebabkan karena negara Venezuela secara ekonomi bergantung pada minyak, maka hal ini dipengaruhi oleh fluktuasi pasar global, seperti penurunan drastis harga minyak dari $100 per barel menjadi kurang dari $30 per barel dari bulan Juni 2014 hingga Januari 2016. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan dalam perekonomian Venezuela. Yang menyebabkan kemunduran negara tersebut, Venezuela yang dulu kaya kini menghadapi kemiskinan yang meluas, kekurangan obat-obatan, antrian pangan yang panjang. Lalu memburuknya situasi politik yang terjadi pada sengketa pemilu yakni oleh pemerintahan sosialis Presiden Hugo Chavez dan penggantinya Nicolas Maduro.
Krisis kemanusiaan yang terjadi di Venezuela juga tercermin dari tingginya angka kematian akibat kekerasan dan angka pembunuhan sebesar 91,8 per 100.000 penduduk, menjadikan Venezuela sebagai salah satu negara paling berbahaya kedua setelah El Salvador. Yang berdampak terhadap terjadinya pengungsian besar-besaran oleh masyarakat Venezuela pada tahun 2018. Krisis pengungsi yang terjadi kemudian menjadi salah satu krisis terbesar yang terjadi dalam sejarah pengungsi di Amerika Latin dan Karibia.
Oleh karena itu diperlukannya dukungan yang mendesak oleh lembaga internasional dikarenakan situasi di Venezuela terus memburuk, banyak orang yang mencari perlindungan dan tiba di Kolombia dalam keadaan lemah dan kekurangan gizi setelah berbulan-bulan hidup dalam kemiskinan dan kesulitan. Staf lapangan UNHCR yang berada di daerah perbatasan mengamati peningkatan signifikan dalam jumlah perempuan, laki-laki dan anak-anak yang tiba di kolombia. Hal ini mencakup anak-anak tanpa pendamping dan remaja yang terpisah dari keluarga mereka. Serta banyak dari mereka yang menderita trauma dan kesulitan serta membutuhkan perlindungan segera dan bantuan kemanusiaan, termasuk kesehatan, tempat tinggal, dan makanan.
Selanjutnya untuk merespons urgensi ini, International Organization for Migration (IOM) meluncurkan Regional Action Plan (RAP) pada bulan April 2018 sebagai tanggapan terhadap masalah-masalah di atas. Pada bulan Desember 2018, Secretary General PBB menunjuk IOM dan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sebagai pemimpin tim koordinasi tanggapan untuk menanggapi eksodus yang terjadi pada Masyarakat Venezuela, yang kemudian menghasilkan publikasi Regional Refugee and Migrant Response Plan (RMRP) pada bulan Desember 2018. Rencana ini menggantikan RAP dan menargetkan 2,2 juta penerima manfaat di 16 negara dengan kontribusi 95 mitra. IOM menyusun tanggapannya terhadap arus migran dan pengungsi dari Venezuela terlebih dahulu melalui RAP dan kemudian melalui RMRP. Response ini digunakan dalam proyek regional dan nasional yang dikelola oleh Regional Office (RO) dan Country Office (CO). Proyek regional mencakup kegiatan lintas negara yang dilakukan oleh tim CO masing-masing, dan terkadang mendukung inisiatif koordinasi tingkat antar-lembaga di seluruh wilayah dan pemerintahan.
Proyek regional yang dilakukan oleh UNHCR dan IOM satunya adalah melalui Regional Inter-Agency Coordination Platform for Refugees and Migrants from Venezuela (R4V) yang memiliki tujuan untuk untuk memimpin dan mengkoordinasikan tanggapan regional terhadap situasi pengungsi dan migran dari Venezuela yang mencari akses terhadap hak-hak dasar, layanan, perlindungan, kemandirian dan integrasi sosial-ekonomi. Platform ini berfokus pada koherensi dan konsistensi respons di 17 negara di Amerika Latin dan Karibia yang menampung pengungsi dan migran dari Venezuela. R4V bekerja di berbagai sektor bantuan dan kelompok kerja, dengan fokus pada respons sektoral terhadap situasi pengungsi dan migran dari Venezuela serta terhadap Non-Governmental Organization (NGO).
UNHCR dan IOM akan terus berkonsentrasi pada penyediaan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi yang tiba di negara-negara penerima, yang mencakup kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, makanan, perawatan medis, dan dukungan psikososial. Mereka juga akan berkomitmen untuk memastikan bahwa pengungsi memiliki akses ke hak-hak dasar, perlindungan hukum, dan layanan sosial, dengan perhatian khusus pada kelompok rentan seperti anak-anak tanpa pendamping. Demikian alasan mengapa pentingnya integrasi sosial dan ekonomi. Program-program ini membantu pengungsi beradaptasi dengan masyarakat tuan rumah melalui pendidikan, pelatihan keterampilan, dan kesempatan kerja.
Untuk memastikan respons yang terkoordinasi dan berkelanjutan, UNHCR dan IOM terus memperkuat hubungan mereka dengan pemerintah negara-negara penerima, organisasi non-pemerintah, dan mitra internasional lainnya. UNHCR dan IOM berkomitmen untuk terus mendukung pengungsi Venezuela, membantu mereka membangun kembali kehidupan yang aman dan bermartabat di negara-negara penerima, dan mendorong solusi jangka panjang untuk krisis ini. Hanya dengan kerja sama global yang kokoh dan solidaritas yang nyata, kita dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi para pengungsi Venezuela dan memastikan mereka mendapatkan kesempatan yang lebih baik, Selain itu, upaya advokasi dan penggalangan dana akan dilakukan terus menerus untuk meningkatkan kesadaran tentang krisis ini di seluruh dunia dan menarik dukungan keuangan dari donor internasional.