KRISIS PANGAN MELANDA: RATUSAN RIBU ORANG TERANCAM KELAPARAN DI TIGRAY, ETHIOPIA
Rangga Maulana
Tigray merupakan kawasan di bagian utara Ethiopia, Afrika Timur sedang dilanda krisis pangan. Krisis pangan tersebut menyebabkan bencana kelaparan di kawasan Tigray. Di tengah mewabahnya pandemi Covid-19, ratusan ribu orang di Tigray, Ethiopia justru terancam kelaparan. Berdasarkan hasil analisis IPC (Pengategorian Fase Gabungan), sebanyak 350.000 orang di Tigray terancam dan hidup dalam fase “bencana” dengan indeks yang paling akut. Situasi dalam fase “bencana” tersebut lantaran kelaparan dan kematian telah melanda sekelompok orang yang tersebar di kawasan Tigray. Selain itu, kurang lebih sekitar 3,1 juta orang yang mengalami krisis pangan di Tigray telah mencapai tingkat “krisis” dengan sekitar 2,1 juta orang berada dalam kondisi “darurat”.
Krisis pangan di Tigray diakibatkan oleh banyak faktor, sehingga krisis pangan di Tigray ini menjadi krisis pangan terparah dibanding dengan krisis pangan yang melanda Somalia pada tahun 2010–2012. Efek konflik berjenjang menjadi dasar dan garis besar penyebab krisis pangan yang mengakibatkan kelaparan di Tigray. Konflik berjenjang yang akhirnya menjadi penyebab kelaparan di Tigray, Ethiopia di dominasi oleh banyak hal, termasuk diantaranya yaitu perpindahan penduduk, pembatasan pergerakan, akses kemanusiaan yang sangat terbatas, kegagalan serta hilangnya hasil panen dan aset mata pencaharian penduduk, dan keberadaan pasar yang tidak berfungsi, bahkan tidak ada sama sekali.
Diantara banyaknya faktor penyebab kelaparan di Tigray, kegagalan dan hilangnya hasil panen menjadi paling dominan. Hal itu lantaran hasil panen, bahkan ternak penduduk di Tigray telah dijarah dan dirusak akibat peperangan yang masih melanda Ethiopia. Peperangan yang berlangsung di Ethiopia merusak lahan pertanian penduduk di kawasan Tigray yang akhirnya penduduk mengalami kegagalan panen. Penduduk di kawasan Tigray kebingungan karena tidak mempunyai bahan makanan apapun yang layak untuk dimakan. Beberapa penduduk di kawasan Tigray sempat makan sisa-sisa hasil panen yang mereka sembunyikan, tetapi karena kebutuhan konsumsi harian akhirnya kini mereka juga tidak mempunyai apapun untuk dimakan.
Menurut Kepala Bidang Kemanusiaan PBB, Mark Lowcock, kondisi kelaparan ini akan bertambah parah apabila bantuan pangan tak kunjung datang. Oleh karena itu, sebagai langkah solusinya PBB berusaha untuk mengirimkan bantuan makanan ke kawasan Tigray. Selain itu, PBB juga mendesak agar konflik berjenjang yang terjadi di kawasan Tigray untuk segera diselesaikan dan dicari jalan keluarnya. Sebab, hal tersebut merupakan upaya dalam mengantisipasi kejadian krisis yang pernah terjadi pada tahun 1984 silam di kawasan Tigray yang mengakibatkan kisaran 600.000 hingga satu juta orang meninggal dunia akibat kelaparan.
Daftar Pustaka:
Deutsche Welle. 2021. PBB: 350 Ribu Orang Terancam Kelaparan di Tigray, Ethiopia. Diakses dari https://www.dw.com/id/pbb-350-ribu-orang-terancam-kelaparan-di-tigray-ethiopia/a-57851524 pada 2 Juli 2021.
BBC News. 2021. Bencana kelaparan sedang melanda Tigray, Ethiopia, warga: ‘Kematian sedang mengetuk pintu’. Diakses dari https://www.bbc.com/indonesia/dunia-57439319 pada 2 Juli 2021.