Kerjasama Internasional Mengatasi Isu Ancaman Pemanasan Global

Diplomacy Studies UPNVY
7 min readOct 1, 2022

Penulis : Nataya Najwa Kirana

I. PENDAHULUAN

Saat ini dunia sedang dihadapi salah satu isu lingkungan berupa ancaman global warming atau pemanasan global. Pemanasan global disebabkan oleh proses peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Kenaikan rata-rata suhu permukaan bumi ini dihasilkan melalui radiasi matahari ke atmosfer bumi, kemudian sebagian cahaya ini berubah menjadi energi panas berupa sinar infra merah yang diserap oleh udara dan permukaan bumi. Pada dasarnya persoalan pemanasan global disebabkan oleh fenomena yang meningkat setiap tahunnya. Peningkatan karbon dioksida, metana, nitrogen dioksida dan klorofluorokarbon (CFC) mengakibatkan efek rumah kaca menjadi penyebab dari energi matahari yang terperangkap di atmosfer bumi.

Kasus global warming atau pemanasan global merupakan isu lingkungan yang berdampak langsung kepada ruang hidup dari lingkungan yang ditempati oleh makhluk hidup. Dalam agenda hubungan internasional sendiri, merupakan isu yang serius dan bukan merupakan isu tunggal melainkan sejumlah isu lingkungan yang terjadi di seluruh dunia. Oleh karena itu, isu ini telah mendorong aktor internasional untuk bekerja sama dalam mengupayakan mengatasi dampak buruk dari pemanasan global. Isu ini termasuk dalam salah satu isu non-konvensional yang telah menjadi wacana dan perhatian internasional. Namun, tidak hanya negara aktor non-pemerintah dan tiap individu juga harus turut serta dalam upaya mengatasi dampaknya.

Isu ekologi dan lingkungan hidup mengenai pemanasan global pertama kali diangkat pada tahun 1970-an. Selanjutnya, pada tahun 1972 dalam konferensi membahas mengenai hubungan antara pembangunan ekonomi dan degradasi lingkungan yang dibahas dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) The United Nations Conference on the Human Environment di kali pertama degradasi lingkungan muncul dalam agenda internasional. Konferensi tersebut merupakan suatu hal yang penting, karena pada konferensi tersebut setiap negara memiliki hak dalam menyuarakan permasalahan lingkungan dan mencari solusi dari permasalahan yang tiap-tiap negara hadapi. Selain itu, dalam konferensi tersebut menunjukkan bahwa perlunya Kerjasama internasional dalam menjalankan penyelesaian dari permasalahan lingkungan global. Selanjutnya, pada tahun 1983, pembentukan World Commission on Environment and Development oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) karena terdapat degradasi lingkungan yang terjadi yang disebabkan oleh kegiatan industri dan hal ini menyebabkan suatu masalah kelangsungan hidup bagi negara-negara berkembang.

II. PEMBAHASAN

Penyebab Pemanasan Global

Secara terminologis, pemanasan global merupakan contoh spesifik dari isu lingkungan yang sangat luas. Umumnya, pemanasan global ini didasarkan pada pengaruh manusia. Framework Forum for the United Nations Climate Change Convention (UNFCCC) mengatakan bahwa pemanasan global merupakan perubahan yang disebabkan oleh manusia dan derajat perubahan iklim, untuk perubahan lainnya. Terdapat beberapa faktor-faktor yang menjadi penyebab pemanasan global, diantaranya adalah :

a. Efek rumah kaca

Sampai pada tahun 1827, isu ini kurang mendapat perhatian hingga seorang ilmuwan Perancis bernama Jean-Baptiste Fourier mengajukan teori yang disebut “efek rumah kaca”. Ketika radiasi matahari mengenai atmosfer bumi menyebabkan efek rumah kaca, dimana radiasi panas memantul balik ke bumi daan terperangkap di dalamnya karena terhalang oleh pantulan radiasi panas.

b. Aktivitas Manusia

Pemanasan global terjadi karena efek dari aktivitas manusia. Dalam penggunaan bahan bakar batu bara, minyak bumi , gas alam hingga penebangan hutan, limbah industri, peternakan, pertanian dan penggunaan listrik berlebih menjadi hal yang disebabkan oleh kebutuhan manusia.

Dampak Pemanasan Global

a. Munculnya Gelombang panas

Gelombang panas telah menyebabkan korban manusia dari berbagai belahan dunia. Eropa terjadi gelombang panas dengan korban jiwa 35 ribu jiwa, pada tahun 2003 silam. Sedangkan di India, terjadi dengan suhu 50°C menyebabkan kematian sebanyak 1.400 jiwa di tahun yang sama. Musim panas ini mengakibatkan banyak kota di Amerika Serikat dan kota di barat serta timur, termasuk New Orleans mengalami kenaikan suhu mencapai 100°F atau lebih.

b. Perubahan intensitas iklim yang ekstrim

Musim yang sulit diprediksi merupakan akibat dari perubahan iklim. Akibat musim yang tidak menentu, para petani tidak dapat memprediksikan perkiraan musim tanam dan musim panen. Hal ini mengakibatkan masalah berupa penyediaan pangan bagi masyarakat sehingga kelaparan dan menimbulkan kriminalitas hilangnya lapangan kerja dan tekanan tuntutan hidup.

c. Kenaikan Suhu Global

Peningkatan suhu global berdampak pada kehidupan manusia. Tidak hanya mengancam penurunan ekonomi, kenaikan suhu global juga dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia.

Pelelehan es di kutub yang menyebabkan kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit merupakan kasus-kasus yang terjadi akibat pemanasan global. Hal tersebut mengakibatkan dampak yang luas dan serius tidak hanya bagi lingkungan bio-geofisik, namun juga berdampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat seperti terganggunya fungsi wilayah pesisir dan kota pesisir, terganggunya fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan di pelabuhan dan bandara, terganggunya pemukiman penduduk, berkurangnya produktivitas lahan pertanian, meningkatnya risiko beberapa penyakit dan wabah parasit.

Upaya Kerja Sama Internasional dalam Mengatasi Pemanasan Global

Dalam dekade terakhir, isu lingkungan telah mendapat perhatian publik yang luas terutama dalam studi keamanan. Pemicunya tentunya mengenai isu pemanasan global. Isu ini berkembang seiring dengan perubahan paradigma keamanan yang sebelumnya terfokus pada negara menjadi manusia. Perdebatan mengenai siapa yang benar dan salah dalam permasalahan salah satu isu lingkungan dunia pada terjadinya pemanasan global bukan merupakan langkah baik bahkan hanya membuang-buang energi dan tidak dapat menyelesaikan masalah dari isu lingkungan tersebut. Ada baiknya jika mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penyebab dalam pemanasan global dengan tujuan pencarian solusi untuk permasalahan yang sedang dialami bumi pada saat ini.

1. Upaya Para Peneliti

Berbagai pihak telah mengupayakan agenda-agenda ilmiah mencakup berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam tujuan menghadapi ancaman pemanasan global. Penelitian tersebut seperti yang dilakukan oleh NASA Goddard Institute for Space Studies, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dan Arctic Climate Impact Assessment yang melaporkan bahwa suhu rata-rata di Alaska , Rusia timur dan Kanada barat memiliki peningkatan suhu rata-rata global lebih dari dua kali lipat pada tahun 2000–2004. Selanjutnya, peningkatan luasnya hamparan es yang mencair dengan kecepatan yang meningkat disetiap harinya. Pada kasus ini para peneliti memperkirakan arktik akan memiliki musim panas yang bebas es di tahun 2040 yang akan dating.

2. Kesepakatan Kyoto

Rencana politik juga dilakukan dengan menandatangani konvensi bersama pada tahun 1997. Dalam upaya mengatasi pemanasan dunia, selain dilaksanakan berbagai upaya penelitian ilmiah juga melaksanakan dengan menandatangani sebuah konvensi, salah satunya adalah konvensi Protokol Kyoto. Protokol Kyoto dilaksanakan pada 16 Februari 2005 membahas mengenai ketentuan bagi industri maju untuk menurunkan emisi secara kolektif dari tingkat emisi di tahun 1990 sebanyak 5,2%. Selain itu, negara berkembang dalam pengupayaan menurunkan emisi dengan bantuan negara maju dan yang termasuk dalam Mekanisme Kyoto yang terdiri dari Clean Development Mechanism (CDM), Implementasi Bersama, dan Perdagangan Karbon dengan berupa ketentuan-ketentuan yang mengupayakan penurunan emisi gas rumah kaca.

3. Kesepakatan Vienna Convention for The Protection of The Ozone Layer

Konvensi Vienna dalam Perlindungan Lapisan Ozon merupakan kesepakatan lain yang tak kalah pentingnya dalam upaya mengatasi pemanasan global. Protokol ini memuat kewajiban untuk mengurangi penggunaan bahan kimia penyebab kerusakan ozon, khususnya klorofluorokarbon. Kesepakatan-kesepakatan tersebut nantinya dapat membantu mengatasi dampak buruk pemanasan global yang dilaksanakan ke dalam bentuk nyata oleh masyarakat luas untuk.

4. Perjanjian Montreal

Perjanjian selanjutnya adalah Protokol Montreal. Protokol Montreal juga dapat diterapkan dalam banyak hal oleh semua lapisan masyarakat. Perusahaan dapat menerapkannya dengan memproduksi barang-barang berteknologi tinggi yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah mobil hybrid yang hemat bahan bakar sehingga bisa mengeluarkan emisi lebih sedikit. Contoh lain adalah energi matahari untuk keperluan air panas rumah tangga. Perangkat elektronik ini mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca daripada pemanas air listrik. Tentunya upaya para produsen tersebut akan bermakna jika mendapat respon positif dari konsumen yang juga berkomitmen untuk mengatasi pemanasan global.

5. Conference of the Parties dan United Nation Framework Convention on Climate Change

Pihak otoritas tertinggi dalam kerangka kerja PBB mengenai Konvensi Perubahan Iklim adalah Conference of the Parties (COP) dan United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) merupakan asosiasi yang bertanggung jawab menjaga konsistensi upaya internasional dalam konvensi yang ditandatangani di tahun 1992 dalam KTT bumi. Konferensi COP dalam perserikatan Bangsa-Bansa mengenai perubahan Iklim bertujuan mengurangi emisi yang terjadi akibat gas rumah kaca, sehingga gas tersebut tidak melampaui batas aman dan tidak membahayakan iklim dunia. Pembagian tiap negara yang meratifikasi menjadi dua, yaitu kelompok negara Annex 1 yang berisi negara-negara maju dan negara non-Annex 1 yang diisi oleh negara-negara berkembang telah disepakati dalam konvensi tersebut.

III. KESIMPULAN

Pemanasan global sebagai salah satu pokok bahasan dalam isu lingkungan merupakan merupakan fenomena peningkatan suhu global yang terus meningkat akibat efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitrous oxide (N2O) dan CFC yang menjadi penyebab energi matahari terperangkap di atmosfer bumi. Isu lingkungan yang berdampak langsung pada ruang hidup dari lingkungan yang ditempati oleh makhluk hidup menjadi penyebab berbagai permasalahan berupa kenaikan suhu hingga perubahan intensitas iklim yang dirasakan dunia, termasuk di Indonesia. Pemanasan global telah menjadi masalah yang harus kita hadapi atau selesaikan bersama. Hal ini dapat dimulai dengan gaya hidup yang ramah lingkungan, karena pada dasarnya perubahan ini terjadi juga disebabkan oleh aktivitas manusia. Hal-hal kecil yang berkontribusi terhadap pemanasan global pun harus diperhatikan, salah satunya dengan mengurangi penggunaan energi fosil bumi dan menjaga hutan. Oleh karena itu, kita harus mengenal lebih jauh, apa yang dimaksud dengan pemanasan global, agar kita dapat berperan menanggapinya, bahkan membantu mengatasinya.

IV. SARAN

Terlepas dari itu semua, selain peran internasional, para pemerintah harus merencanakan dan melaksanakan program-program seperti penghijauan. Program dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga yang mudah bergerak, misalnya bekerjasama dengan TNI dan Polri maupun di negara-negara lain di dunia. Semoga kesadaran manusia di dunia untuk menjaga dan melestarikan hutan selalu terjaga, sehingga dampak pemanasan global dapat ditekan. Selain menghemat penggunaan barang-barang kertas, masyarakat dapat berpartisipasi dalam mengurangi produksi karbon dioksida sebagai gas rumah kaca melalui hal-hal kecil lainnya. Beberapa contohnya adalah mengatur suhu air conditioner (AC) agar tidak terlalu dingin, mematikan peralatan listrik sepenuhnya, memastikan ban mobil tidak kembung, tidak menggunakan fitur washer dryer, menggunakan fasilitas antar jemput yang disediakan sekolah atau kantor dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Sayyidati, A. (2017). Isu Pemanasan Global dalam Pergeseran Paradigma Keamanan pada Studi Hubungan Internasional. Jurnal Hubungan Internasional, 39–45.

Utina, R. (2008). PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya. Jurnal Sainstek, 2–7.

Triana, V. (2008). Pemanasan Global. Jurnal Kesehatan Andalas, 160.

Qothrunnad, K. (2021, November 1). Efek Rumah Kaca: Proses, Penyebab dan Dampak Terjadinya . Retrieved from Detik: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5792093/efek-rumah-kaca-proses-penyebab-dan-dampak-terjadinya

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet

Write a response