KEPENTINGAN DALAM LATIHAN GABUNGAN MILITER INDONESIA-AMERIKA SERIKAT GARUDA SHIELD KE-15
Yogya Elga Diasresta Laksita
Latihan gabungan militer bersama antara Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dengan Tentara Amerika Serikat merupakan salah satu bentuk hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Amerika Serikat dalam bidang pertahanan dan politik. Latihan gabungan yang dikenal dengan nama Garuda Shield tersebut pertama kali dilaksanakan pada tahun 2009 di Bandung, Jawa Barat. Pada tanggal 4 hingga 14 Agustus 2021 lalu, Garuda Shield kembali digelar di Baturaja, Sumatera Selatan; Amborawang, Kalimantan Timur; dan Makalisung, Sulawesi Utara. Garuda Shield ke-15 ini merupakan latihan militer TNI AD dan Tentara AS terbesar sepanjang sejarah yang melibatkan sekitar 1000 prajurit Tentara AS dan 850 prajurit TNI AD serta ratusan alat tempur ringan dan berat. Latihan yang disponsori oleh U.S. Army Pacific ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan interaksi dan kerja sama melalui pelatihan kemiliteran dan pertukaran budaya.
Pelaksanaannya di tengah pandemi Covid-19 yang mana negara cenderung menutup diri serta semakin memanasnya hubungan Amerika Serikat dan China, khususnya masalah sengketa Laut China Selatan menjadi sorotan dari berbagai pihak. Latihan gabungan militer tersebut digadang-gadang sebagai output dari pertemuan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto dengan Menteri Peratahanan Amerika Serikat Mark Esper di Pentagon, Washington, D.C., Amerika Serikat pada bulan Oktober 2020 lalu. Diketahui Prabowo Subianto telah masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat karena diduga turut serta berperan dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Namun, kemudian Amerika Serikat memutuskan untuk memberi visa sehingga Prabowo dapat memenuhi undangan Amerika Serikat. Di samping itu, Prabowo mengonstruksi China sebagai ancaman sehingga latihan tersebut tidak jauh dari konstruksi menteri pertahanan terhadap dinamika geopolitik strategis kawasan.
Keberlangsungan militer Indonesia sangat bergantung pada Amerika Serikat, China, dan negara besar lain. Indonesia bekerja sama dengan negara lain dalam pengadaan aluisista untuk mengembangkan kemampuan militer di Indonesia. Selain Indonesia, Amerika Serikat juga turut merangkul negara di Asia Tenggara lain melalui kunjungan yang dilakukan oleh Kamala Harris beberapa waktu lalu. Hubungan kerja sama bilateral yang dilakukan oleh Indonesia dan Amerika Serikat melalui latihan gabungan militer tersebut memperkuat kohesivitas antara Indonesia dengan negara-negara di ASEAN terutama negara yang anti-China, seperti Malaysia, Vietnam, Filiphina, Singapura, dan lain-lain. Bagi Indonesia, dengan adanya Garuda Shield sangat menguntungkan karena Indonesia dapat mengembangkan kemampuan militernya serta memperkuat atau memperluas akses aluisista pertahanan. Terlebih Amerika Serikat telah meyakinkan negara di kawasan Asia Tenggara bahwa kegiatan tersebut tidak mengancam negara di kawasan tersebut melalui kunjungan oleh Kamala Harris. Sementara bagi Amerika Serikat, Garuda Shield menjadi alat untuk merajut kembali hubungan kerja sama yang pernah merenggang karena kebijakan pada pemerintahan Donald Trump serta sebagai upaya untuk membendung pengaruh China di Asia Tenggara.
Adanya Garuda Shield memperkuat ASEAN Outlook on the Indo-Pacific yang mana Indonesia merupakan salah satu negara terdepan dalam berkomitmen untuk inovasi konsep Indo-Pacific. Secara konseptual, Garuda shield menjadi tantangan dalam netralitas asean. Namun, sejauh ini makna netralitas ASEAN fokus pada aliansi yang dilakukan secara formal. Secara historis ASEAN selalu terlibat dalam keamanan dan pertahanan Internasional meskipun tidak membentuk aliansi secara formal, misalnya dalam bentuk pakta pertahanan. Konsep netralitas secara formal berbeda dengan netralitas secara teknik seperti kegiatan kerja sama bilateral berwujud latihan bersama.
Garuda Shield ke-15 merupakan latihan terbesar dan unik karena dilaksanakan di tengah Pandemi Covid-19 serta tegangnya hubungan Amerika Serikat dengan China. Dalam konteks politik AS, Garuda Shield adalah upaya untuk kembali menjadi pemimpin dunia dengan memperkuat hubungan diplomasi yang sempat melemah karena persoalan pada masa pemerintahan Donald Trump. Selain itu, latihan ini juga merupakan bagian dari diplomasi pertahanan keamanan khususnya pada persenjataan serta menjadi upaya Indonesia untuk menjaga kohesivitas negara-negara ASEAN dan mendukung strategi Indonesia dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Dengan demikian, dampak dari latihan Garuda Shield ini tidak bisa dilepaskan dari rivalitas AS-China yang mana Amerika Serikat ingin membendung pengaruh China di Asia Tenggara.
REFERENSI
Devindra Oktaviano, Jonni Mahroza, Helda Risman. 2020. “Indonesia Defense Strategy Towards Indo-Pacific (Case Study: The ASEAN Outlook on the Indo-Pacific).” (International Affairs and Global Strategy) 80.
2021. Garuda Shield 2021: Latihan Tempur TNI AD-Militer Terbesar. CNN Indonesia. August 05. Accessed September 17, 2021. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210805070517-20-676595/garuda-shield-2021-latihan-tempur-tni-ad-militer-as-terbesar.
Hanafi. 2021. AS dan Indonesia Perkuat Kemitraan dengan Latihan Militer Garuda Shield 2021. Jakarta: US Embassy Jakarta.
Iqbal, Muhammad. 2020. Terungkap! Ini Alasan Utama AS Undang Prabowo ke Pentagon. CNBC Indonesia. October 21. Accessed September 17, 2021. https://www.cnbcindonesia.com.
Schwartz, H. Andrew. 2021. The Latest on Southeast Asia. Center for Strategic and International Studies. August 5. Accessed September 17, 2021. https://www.csis.org/blogs/latest-southeast-asia.
Sukadis, Beni. 2017. “Peran Diplomasi Pertahanan Indonesia dalam Kerja Sama Pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat.” (Mandala, Jurnal Hubungan Internasional) I (1).