KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA MENGENAI EKONOMI GLOBAL MELALUI G20
Oleh : Wanda Az-Zahra P.G
G20 atau Group of Twenty merupakan forum ekonomi internasional yang terdiri beberapa negara maju dan berkembang dengan ekonomi terbesar di dunia, yakni Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Uni Eropa, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat. G20 memiliki posisi strategis karena secara kolektif merupakan representasi dari 85% perekonomian dunia, 80% investasi global, 75% pedagangan internasional, dan 60% populasi dunia.1 Forum ini dibentuk pada tahun 1999 dengan tujuan mewujudkan stabilitas ekonomi internasional. Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 1997–1999 menjadi salah satu latar belakang terbentuknya G20 ini. Dalam G20, Indonesia mewakili negara berkembang lainnya di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam forum ini. Indonesia membawa berbagai kepentingan dan masalah ekonomi yang muncul mewakili negara berkembang lainnya. Forum G20 juga menjadi peluang yang besar untuk menunjukkan eksistensi Indonesia di kancah internasional. Sebagai anggota forum G20, Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari informasi dan pengetahuan lebih awal tentang perkembangan ekonomi global, potensi risiko yang dihadapi, serta kebijakan ekonomi yang diterapkan negara lain terutama negara maju.
Dengan demikian, Indonesia dapat membuat kebijakan ekonomi dalam negeri dengan baik. Selain itu, G20 juga menjadi sarana untuk memperjuangkan kepentingan nasional dengan dukungan internasional melalui forum ini. Adanya Indonesia dalam G20 dipercaya dapat menjaga perekonomian global karena mampu bertahan menghadapi dua krisis besar dunia. Krisis pertama tahun 1997–1998 ditandai dengan melemahnya nilai Rupiah terhadap Dolar AS dan menjadi krisis multidimensional seperti meledaknya angka pengangguran, meningkatnya angka kriminalitas, dan buruknya kondisi kesejahteraan serta kesehatan masyarakat. Krisis kedua yang terjadi tahun 2008 disebabkan oleh krisis keuangan yang dialami 1 Kemenkeu. 2021. Draft G20. Diakses dari https://www.kemenkeu.go.id/single-page/draft-g20/ pada 6 September 2021.
Amerika Serikat sehingga berdampak negatif pada perekonomian Indonesia pula. Setelah dilanda dua kali krisis besar, Indonesia secara tidak langsung memberi kontribusi pada pembentukan arsitektur ekonomi global yang tahan terhadap krisis di masa yang akan datang. Pemerintahan Indonesia era Joko Widodo, ada 4 prioritas kebijakan politik luar negeri Jokowi seperti 1) mempromosikan identitas Indonesia sebagai negara kepulauan; 2) meningkatkan peran global diplomasi middle power; 3) memperluas perjanjian di wilayah Indo-Pasifik; dan 4) reformasi lebih lanjut kementerian luar negeri untuk menekankan diplomasi ekonomi.2 Hal ini menjadi relevan dengan prinsip politik luar negeri Jokowi yang “bebas aktif”. Poin ke-4 prioritas kebijakan politik luar negeri Jokowi diimplementasikan dengan bergabungnya Indonesia dalam forum G20. G20 merupakan salah satu peluang bagi Indonesia untuk mewujudkan pembangunan nasional Indonesia di bidang ekonomi. Forum ini telah memprioritaskan perdagangan, investasi, dan infrastruktur dalam agenda, yang selaras dan sejalan dengan tujuan Jokowi untuk mencatatkan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen di Indonesia.3 Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu agenda G20. Infrastruktur menjadi salah satu prioritas perencanaan pembangunan nasional di era pemerintahan Joko Widodo. Investasi di bidang infrastruktur dapat mengurangi hambatan pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi angka kemiskinan, dan menciptakan lapangan kerja. Agenda ini dinyatakan dengan jelas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015–2019 (RPJMN 2015–2019) yang mencantumkan rencana ambisius untuk mengembangkan infrastruktur nasional, termasuk total 2.650 km jalan nasional baru, total 1.000 km jalan tol, generator listrik 35.000 Mega Watt, 15 bandara baru, dan total 3.258 km kereta api (RPJMN 2015–2019). Selain itu, Indonesia juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan perdagangan. Saat ini, Indonesia masih memiliki daya saing produk yang lemah dalam pasar internasional karena belum memenuhi standard walaupun memiliki sumber daya alam yang melimpah. Untuk itu, Indonesia memiliki strategi meningkatkan nilai ekspor, memanfaatkan koneksi internasional, melakukan evalusi terhadap perdagangan bebas, dan memperbaiki sistem perdagangan bilateral dan 2 Presiden RI. 2016. Visi Nawacita dalam Politik Luar Negeri Indonesia. Diakses dari http://www.presidenri.go.id/program-prioritas-2/visi-nawacita-dalam-politik-luar-negeri-indonesia.html pada 7 September 2021. 3 OECD. 2016.
Survei Ekonomi OECD Indonesia. Paris: OECD. multilateral. Di KTT G20 yang diselenggarakan di Jerman, Indonesia meningkatkan kerja sama bilateral dengan Norwegia terkait investasi dan perdagangan. Nilai perdagangan 2016 mengalami peningkatan 40,5 persen dibanding tahun 2015. Sementara investasi mengalami peningkatan sebesar 772 persen, termasuk peningkatan investasi portofolio dari Pension Global Fund Norwegia.4 Berdasarkan uraian di atas, Indonesia sangat berkontribusi aktif dalam mewujudkan stabilitas ekonomi global melalui G20. Indonesia juga memikul tanggung jawab dan kepercayaan yang besar karena menjadi satu-satunya negara yang mewakili kawasan Asia Tenggara dalam forum ini. G20 menjadi sarana yang memberikan banyak sekali peluang dan manfaat untuk Indonesia dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional. Politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia juga mumpuni karena dapat memenuhi kepentingan nasional. 4 Larasati, Cindy dan Ester Desy Natasya. 2017. Peran Indonesia di G-20: Perang dan Tantangan. Jurnal Hubungan Internasional, 10(2): 152.
Daftar Pustaka Kemenkeu. 2021. Draft G20. Diakses dari https://www.kemenkeu.go.id/single- page/draft-g20/ pada 6 September 2021. Larasati, Cindy dan Ester Desy Natasya. 2017. Peran Indonesia di G-20: Perang dan Tantangan. Jurnal Hubungan Internasional, 10(2): 152. OECD. 2016. Survei Ekonomi OECD Indonesia. Paris: OECD. Presiden RI. 2016. Visi Nawacita dalam Politik Luar Negeri Indonesia. Diakses dari http://www.presidenri.go.id/program-prioritas-2/visi-nawacita-dalam-politikluar-negeri-indonesia.html pada 7 September 2