Islamophobia di Swedia: Kontroversi Pembakaran Al-Quran di Kota Stockholm

Diplomacy Studies UPNVY
4 min readJul 23, 2023

Penulis : Decy Iraya

Dalam beberapa tahun terakhir, Islamophobia di Swedia telah menjadi isu yang semakin meresahkan dan menuntut perhatian serius dari kalangan masyarakat internasional dan para penggiat Hak Asasi Manusia (HAM). Negara yang dikenal dengan toleransi dan keramahan ini juga memiliki tantangan dalam menghadapi diskriminasi dan prasangka terhadap komunitas Muslim di dalamnya. Fenomena ini mencakup tindakan diskriminatif, stereotip negatif, retorika intoleran, dan kekerasan verbal maupun fisik terhadap individu Muslim.

Isu ini semakin mencuat setelah aksi kontroversial yang dilakukan oleh politisi sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan pada hari Sabtu, 21 Januari 2023. Paludan diketahui membakar Al-Quran ketika melakukan demonstrasi di depan Kedutaan Turki di ibukota Swedia, Stockholm. Yang mengejutkan, Swedia telah memberikan izin resmi untuk pelaksanaan aksi provokatif tersebut dengan mengatasnamakan “kebebasan berekspresi dan berpendapat”. Hal ini membuat Swedia menerima kecaman dari berbagai negara mayoritas Muslim di dunia, terutama Turki.

Ketegangan di antara Turki dengan Swedia

Sebelum terjadinya aksi pembakaran Al-Quran oleh Rasmus Paludan di depan Kedutaan Turki di Stockholm, Swedia, Hubungan diplomatik antara Turki dan Swedia memang sudah berada dalam kondisi yang tidak baik. Hal ini berkaitan dengan Turki yang menolak memberikan persetujuan atas permohonan Swedia untuk bergabung dalam keanggotaan NATO. Persetujuan Turki sebagai salah satu anggota NATO merupakan syarat utama bagi Swedia agar dapat bergabung dalam NATO. Namun, Turki menolak memberikan persetujuan dengan alasan bahwa Swedia harus terlebih dahulu mengambil sikap yang lebih tegas terkait terorisme, terutama militan Kurdi dan kelompok yang dituduh dalam upaya kudeta pada tahun 2016.

Terkait hal tersebut, Paludan dan kelompoknya melancarkan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Turki di ibukota Swedia, Stockholm sebagai upaya untuk mengkritik NATO, Turki, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, serta untuk menunjukkan dukungan bagi Kurdi. Dalam aksi demonstrasi nya, Paludan membakar Al-Quran tepat di depan Kedutaan Turki, sementara para demonstran diketahui membawa spanduk merah besar yang bertuliskan

‘Kita Semua PKK’, yang mengacu pada Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang di Turki, Swedia, dan Amerika Serikat (USA).

Akibat dari pembakaran Al-Qur’an ini, Turki semakin marah dan kecewa dengan sikap Swedia. Turki menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk penghinaan terhadap nilai-nilai agama dan keyakinan mereka. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan juga memperingatkan Swedia untuk tidak mengharapkan dukungan Turki bagi Swedia untuk bergabung dengan NATO. Keputusan Swedia untuk tetap memperbolehkan demonstrasi ini dengan mengatasnamakan “kebebasan berekspresi dan berpendapat” menimbulkan rasa ketidakpercayaan dan frustasi di pihak Turki, memperparah hubungan antara kedua negara tersebut.

Sementara itu, Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, mengatakan bahwa aksi pembakaran Al-Qur’an merupakan “tindakan yang sangat tidak sopan”. Kristersson mengakui bahwa kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi, tetapi ia menegaskan bahwa tindakan tersebut, meskipun legal, tidak selaras dengan nilai-nilai kesopanan dan penghormatan terhadap keyakinan agama banyak orang. Reaksi Perdana Menteri ini menunjukkan bahwa Swedia menyesali insiden tersebut dan memahami konsekuensinya bagi umat Muslim di seluruh dunia. Dalam cuitannya, Kristersson juga menyampaikan simpatinya dan meminta maaf kepada semua Muslim yang merasa tersinggung dengan kejadian tersebut.

Kecaman dari negara-negara di dunia

Akibat dari aksi pembakaran Al-Quran yang dilakukan oleh Rasmus Paludan, Swedia menerima kecaman dan kritik tajam dari berbagai negara, termasuk dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). OKI menganggap aksi tersebut sebagai tindakan provokatif yang menyasar umat Muslim dan menghina nilai-nilai suci agama mereka. Dewan Kerja Sama Teluk juga ikut menyampaikan kritik terhadap aksi tersebut.

Negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait menekankan pentingnya menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, serta hidup berdampingan dengan damai. Mereka dengan tegas menolak kebencian dan ekstremisme, serta menegaskan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas dengan menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan moral.

Selain itu, pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga menyatakan bahwa tindakan tersebut telah melukai dan menodai nilai-nilai toleransi antar umat beragama. Pemerintah Indonesia menyatakan komitmennya untuk mempromosikan kerukunan dan penghormatan terhadap kebebasan beragama serta menghargai kitab suci dan

keyakinan agama umat Muslim serta masyarakat beragama lainnya. Tindakan provokatif semacam ini menunjukkan betapa pentingnya upaya bersama untuk mengatasi isu-isu islamophobia dan diskriminasi agama di seluruh dunia, serta memperkuat nilai-nilai kebhinekaan dalam masyarakat global.

Referensi

“Insiden pembakaran Al-Qur’an di Swedia dikecam negara-negara Islam dan merembet ke urusan NATO.” BBC, 23 January 2023, https://www.bbc.com/indonesia/articles/cv28xp453j8o. Accessed 22 July 2023.

“Kecaman Keras Indonesia Atas Kasus Pembakaran Al-Quran di Swedia.” detikNews, 22 January 2023,

https://news.detik.com/berita/d-6529197/kecaman-keras-indonesia-atas-kasus-pembak

aran-al-quran-di-swedia/2. Accessed 22 July 2023.

“Kronologi & Fakta-Fakta Pembakaran Alquran di Swedia.” CNBC Indonesia, 24 January

2023, https://www.cnbcindonesia.com/news/20230124092456-4-407712/kronologi-fakta-fa kta-pembakaran-alquran-di-swedia. Accessed 22 July 2023.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet

Write a response