GENDER TURN IN DIPLOMACY
Penulis : Josua Verdo Hose Marpaung
Diplomasi adalah proses dan praktik formal yang digunakan oleh negara dan organisasi internasional untuk cara kita dapat berkomunikasi, mengasah kia dalam bernegosiasi, dan juga menjalin hubungan yang baik dan erat dengan negara lain. Ini merupakan cara utama dimana negara-negara melakukan hubungan luar negerinya dan berupaya mencapai tujuan mereka secara internasional. Diplomasi gender bisa diartikan sebgai suatu pendekatan yang dimana diplomasi yang mencakup perspektif gender dan permasalahan gender dalam praktik diplomasi dan hubungan internasional. Tujuan utama diplomasi gender adalah untuk mendorong suatu kesetaraan gender, mengatasi hal-hal yang berkaitan dengan diskriminasi gender dan memajukan hak-hak perempuan dalam konteks diplomasi dan kebijakan luar negeri.

Gender dan diplomasi adalah dua bidang yang seringkali saling bergantung dan dapat saling mempengaruhi dalam berbagai cara. Berikut beberapa cara yang dapat menghubungkan antara gender dan diplomasi:
- Partisipasi perempuan dalam diplomasi:
Sejarah diplomasi seringkali didominasi oleh laki-laki yang dimana lebih mendominasi , namun perempuan juga pada era zaman yang semakin maju, perempuan semakin memainkan peran penting dalam diplomasi modern. Partisipasi perempuan yang ikut serta dalam dalam negosiasi perdamaian dan juga ada peningkatan dalam hubungan internasional semakin meningkat. Penelitian juga telah melakukan riset dan menunjukkan bahwa ketika perempuan itu sendiri memiliki dan mempunyai suara dalam diplomasi, peluang untuk mencapai suatu solusi yang langgeng dan juga menciptakan suasana yang damai akan lebih tinggi.
2. Program gender:
Diplomasi modern semakin memperhatikan pada masa isu gender. Diplomasi gender juga lebih menekankan kepada yang mengacu pada upaya untuk memasukkan perspektif gender ke dalam kebijakan dan juga tindakan diplomatik. Hal ini termasuk juga memberikan suatu perhatian kepada perlindungan perempuan dan anak-anak dalam konflik yang bersenjata, serta juga memastikan bahwa pada hal konflik atau juga isu-isu seperti kekerasan seksual dalam konflik diangkat dan ditangani dalam perundingan perdamaian.
3. Dampak kepemimpinan perempuan:
Kepemimpinan perempuan dalam dunia diplomasi, khususnya juga sebagai suatu kepala negara atau memegang jabatan sebagai menteri luar negeri, dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap hubungan internasional. Gaya suatu kepemimpinan yang berbeda yang mengakibatkan perubahan dan perspektif yang berbeda dapat menyebabkan perubahan dalam pendekatan diplomasi.
4. Peran perempuan dalam diplomasi budaya:
Di beberapa budaya, perempuan memainkan peran khusus dalam suatu diplomasi tradisional. Mereka juga dapat bertindak menjadi sebagai suatu mediator atau penghubung antar komunitas atau keluarga yang berkonflik.
5. Dampak stereotip gender:
Stereotip dalam suatu gender dapat juga mempengaruhi cara negara berinteraksi satu dengan yang lain dalam diplomasi. Persepsi yang juga mengenai “kekuatan” atau “kelemahan” gender, juga tertentu dapat mempengaruhi suatu negosiasi dan adanya hubungan diplomatik.
6. Pengaruh kebijakan dan undang-undang terhadap gender:
Kebijakan dan undang-undang yang biasanya mendukung kesetaraan gender di tingkat nasional dan internasional dapat juga mempengaruhi suatu cara negara-negara terlibat dalam dunia diplomasi dan mengatasi isu-isu tertentu, seperti dengan adanya perdagangan perempuan atau kekerasan berbasis gender yang dapat mengakibatkan suatu konflik.
Penting juga untuk diingat bahwa dalam hubungan antara gender dan diplomasi bersifat juga kompleks dan berbeda di seluruh dunia. Isu gender semakin penting pada era zaman sekarang dalam diplomasi global dan juga dilakukannya upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kesetaraan gender dan memastikan supaya peran perempuan yang lebih besar dalam proses terjadinya diplomasi dan juga akan berproses semakin baik dalam menjalankan diplomasi.

Diplomasi gender juga mempunyai pengaruh yang signifikan yang dimana diplomasi gender ini di seluruh dunia dalam membawa suatu perubahan positif di bidang diplomasi dan hubungan internasional yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya . Salah satu dampak utamanya yang paling berpengaruh antara lain adalah meningkatkan kesetaraan gender secara global. Dengan adanya menekankan partisipasi perempuan yang ikut serta dalam pengambilan suatu keputusan politik, negosiasi suatu perdamaian dan pembuatan kebijakan, diplomasi gender juga telah membantu mengatasi ketidaksetaraan dan juga diskriminasi gender yang terus terjadi di banyak negara yang mengakibatkan juga banyak konflik yang terjadi . Selain itu, adanya diplomasi gender juga berperan sangat penting dalam mengurangi kekerasan yang terjadi dalam berbasis gender, yang dimana juga dengan khususnya dalam konteks konflik bersenjata, melalui dengan adanya upaya memperkuat suatu perlindungan perempuan dan anak dari dampak kekerasan tersebut. Meningkatnya suatu partisipasi perempuan dalam adanya perundingan perdamaian juga membawa suatu perspektif yang lebih inklusif yang mengarahkan lebih positif dan juga berkelanjutan dalam upaya untuk mencapai perdamaian abadi. Secara keseluruhan, diplomasi gender juga memiliki kekuatan dalam berkontribusi signifikan terhadap upaya menciptakan dunia yang lebih adil, aman, dan juga setara bagi semua orang, apa pun gendernya tersebut
Referensi:
Ackerly, Brooke, and Jacqui True.2010.Doing Feminist Research in Political & SocialScience. London: Palgrave Macmillan.
Wood, Molly M.2007.“„Commanding Beauty‟and„Gentle Charm‟: American Womenand Gender in the Early Twentieth-Century Foreign Service.”Diplomatic History31(3): 505 – 530