Diskusi : “Perang Dagang Antara China dengan India Akibat Konflik Perebutan Perbatasan di Lembah Galwan dalam Perspektif Realisme” oleh Cluster Hukum & Ekonomi Internasional.

Diplomacy Studies UPNVY
2 min readMar 25, 2021

Kegiatan diskusi ini bertujuan untuk menganalisis penyebab konflik antara China dan India yang terjadi di Lembah Galwa dengan menggunakan perspektif realisme dalam studi Hubungan Internasional kemudian menganalisa dampak yang dapat terjadi akibat konflik ini baik secara global maupun regional.

Diskusi berlangsung pada Jumat, 19 Maret 2021 oleh Cluster Hukum dan Ekonomi Internasional Diplomacy Studies UPN Veteran Yogyakarta dengan mengangkat tema, “Perang Dagang Antara China dengan India Akibat Konflik Perebutan Perbatasan di Lembah Galwan dalam Perspektif Realisme”. Kegiatan diskusi dilaksanakan pada pukul 20.00 WIB melalui media daring Zoom Confrence yang diikuti oleh anggota KSM Diplomacy Studies. Diskusi dipimpin oleh Rangga sebagai moderator dan materi disampaikan oleh peserta magang cluster Hukum dan Ekonomi Internasional.

Dalam diskusi ini telah disampaikan bahwa awal mula konflik ini terjadi disebabkan oleh perang antara China dengan India pada 1962 yang dipicu oleh ketidaksepakatan tentang klaim perbatasan di Lembah Galwan. Keadaan semakin memburuk ketika tentang India dibunuh oleh tentara China. India mulai memboikot produk yang berasal dari China lalu terjadilah perang dagang. Penyelesaian konflik ini sedang diusahakan oleh kedua negara melalui jalur diplomasi.

Dari kegiatan diskusi ini, kesimpulan yang diperoleh adalah prespektif realisme merupakan sebuah pandangan yang menanggap bahwa negara adalah aktor utama yang bersifat anarkis dan konfliktual untuk mencapai tujuan kelangsungan hidup negaranya masing — masing. Perang dagang yang terjadi akibat konflik tersebut menimbulkan dampak yang cukup merugikan dari kedua negara. Menurut pandangan publik, India merupakan negara yang paling dirugikan di antara kedua pihak karena pada praktiknya negara tersebut cenderung memiliki ketergantungan besar pada produk-produk produksi China.

Diskusi dimulai dengan moderator menyampaikan topik pembahasan kemudian pemateri memberikan pertanyaan mengenai pengertian perspektif realisme dalam studi Hubungan Internasional. Setelah pertanyaan pertama telah dijelaskan oleh pemateri, diberikan pertanyaan kedua yaitu penyebab terjadinya konflik. Pertanyaan yang terakhir adalah bagaimana dampak konflik diantara dua negara tersebut. Dalam setiap pertanyaan, peserta diskusi diminta untuk memberikan pendapat dan argumentasi mereka.

Kegiatan diskusi yang berlangsung selama satu jam ini diwarnai dengan argumentasi dan perbedaan pendapat yang kemudian menjadi pandangan baru untuk peserta diskusi. Pembahasan perang dagang semakin menarik ketika salah satu peserta bertanya, “berarti PBB mengalami suatu kegagalan jika perang dagang terjadi, bener gak?” Setiap peserta memiliki sudut pandang yang berbeda terkait pertanyaan tersebut, ada yang menganggap bahwa itu sebuah kegagalan, ada pula yang tidak melihat hal tersebut sebagai kegagalan PBB. Diskusi ditutup dengan pembacaan kesimpulan dan notulensi kemudian sesi foto bersama.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet

Write a response