Dag Hammarskjöld : The Most Influential United Nations Secretary-General in History
Penulis: Adelia Novia Fitra

Dag Hammarskjold adalah sosok yang tak terpisahkan dari sejarah diplomasi internasional, terutama dalam Organisasi Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hammarskjold merupakan seorang diplomat yang berasal dari Swedia yang terkenal brilian pada karir diplomatiknya. Mengawali karirnya dengan menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri Swedia dari tahun 1949 hingga 1952. Dia juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi dan Sosial PBB sebelum akhirnya pada tahun 1953 menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB.
Impact as Secretary-General:
Selama menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBB dari tahun 1953 hingga 1961, Hammarskjöld dikenal sebagai salah satu Sekretaris Jenderal yang paling berpengaruh dalam sejarah PBB. Sebagai Sekretaris Jenderal PBB, Hammarskjold dikenal sebagai seorang diplomat yang sangat efektif dan berani dalam menyelesaikan konflik-konflik internasional. Salah satu keberhasilannya yang paling menonjol adalah penyelesaian krisis Suez pada tahun 1956. Dalam krisis ini, Hammarskjöld memainkan peran kunci dalam meredakan ketegangan antara negara-negara yang terlibat, termasuk Mesir, Israel, Inggris, dan Prancis. Selain itu, kontribusinya dalam upaya penyelesaian konflik di Kongo menunjukkan komitmen dan keberaniannya dalam menghadapi konflik-konflik global.
Contributions to Peacekeeping:
Hammarskjöld dikenal karena pendekatannya yang inovatif dalam diplomasi internasional. Salah satu langkah inovatif yang diambilnya adalah dengan mendirikan operasi penjaga perdamaian (peacekeeper) PBB untuk pertama kalinya. Tentu hal ini menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah PBB karena mendefinisikan peran PBB sebagai penjaga perdamaian global.
Hammarskjöld juga dikenal karena pendekatannya yang proaktif dalam menyelesaikan konflik. Dia sering berada di garis depan saat menangani konflik yang terjadi, bernegosiasi langsung dengan pihak-pihak yang terlibat konflik. Contohnya, dalam upaya penyelesaian konflik di Kongo pada tahun 1960, Hammarskjöld terlibat secara langsung dalam negosiasi dan pengiriman pasukan penjaga perdamaian untuk memastikan stabilitas di wilayah konflik.
Legacy and Recognition:
Pada tahun 1961, Hammarskjöld meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan pesawat di Afrika ketika sedang menjalankan misi perdamaian di Kongo. Meskipun masa jabatannya berakhir tragis, warisannya dalam diplomasi internasional dan kontribusinya terhadap perdamaian dunia tetap dikenang hingga saat ini. Hammarskjöld dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian secara anumerta pada tahun 1961 atas dedikasinya dalam memperjuangkan perdamaian dan keamanan internasional. Warisannya terus menginspirasi banyak diplomat.
Influence on Future Diplomats:
Pengaruh Hammarskjöld terhadap diplomasi modern tidak bisa diabaikan. Banyak diplomat dan pemimpin internasional yang mengakui bahwa pendekatan Hammarskjöld terhadap negosiasi dan resolusi konflik telah membentuk cara mereka dalam menangani masalah-masalah pada dunia hubungan internasional. Prinsip-prinsip seperti ketegasan dalam mempertahankan netralitas, keberanian dalam menghadapi tekanan politik, dan komitmen terhadap prinsip-prinsip etika dan moral menjadi tonggak dalam praktek diplomasi saat ini.
Honors and Memorials:
Banyak penghargaan dan memorial didirikan untuk menghormati Hammarskjöld. Salah satunya adalah Dag Hammarskjöld Library tepatnya di UN Headquarters New York, yang didirikan untuk menghormati kontribusinya dalam memperkuat peran PBB. Selain itu, berbagai institusi pendidikan dan penelitian internasional juga mendirikan penghargaan dan beasiswa atas namanya, untuk mendorong studi dan praktek dalam bidang diplomasi dan hubungan internasional.
Sejarah dan misi PBB yang diwariskan oleh Dag Hammarskjöld dalam diplomasi internasional dan upaya penegakkan perdamaian tetap menjadi landasan bagi sejarah dan misi PBB hingga kini. Masa jabatannya sebagai Sekretaris Jenderal dari tahun 1953 hingga 1961 ditandai dengan serangkaian pencapaian inisiatif berani yang mendefinisikan kembali peran PBB dalam urusan global. Tentu hal ini tak mudah untuk dilakukan oleh sembarang orang. Pendekatan inovatif Hammarskjöld terhadap diplomasi, yang dicontohkan dengan pembentukan pasukan penjaga perdamaian PBB yang pertama, menyoroti komitmennya terhadap resolusi konflik dan kerja sama internasional yang proaktif. Kontribusi Dag Hammarskjöld kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diplomasi global telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah hubungan internasional.