Apakah Kekuasaan Sudah Berakhir? Book Review, The End of Power — Moisés Naím

Diplomacy Studies UPNVY
6 min readJul 26, 2022

Penulis : Evelyn Stefiliana Liang

Pada tahun 1977, delapan puluh sembilan negara diperintah oleh pemerintahan yang otokrasi sementara pada saat ini lebih dari separuh penduduk di dunia hidup dalam sistem pemerintahan yang demokrasi. Kekuasaan seperti yang kita kenal sekarang sedang mengalami transformasi yang sangat besar dengan mengikuti perkembangan dunia yang sangat pesat, yang mana memiliki potensi untuk mengubah sejarah dan dunia. Dimana di masa sekarang kekuasaan dengan mudah nya untuk kita dapati, tetapi sulit untuk kita pertahankan dan kendalikan, Sebagaimana yang tertulis dalam buku yang berjudul “The End of Power” yang ditulis oleh Moisés Naím dan dipublikasikan oleh Basic Books pada tanggal 13 Maret 2013, buku ini memiliki 261 halaman dengan nomor ISBN 9780465037810. Moisés Naím sendiri adalah salah satu pengamat paling tajam di kancah global. Dalam buku ini, beliau memberikan perspektif baru yang menarik dimana memaksa kita untuk memikirkan kembali bagaimana dunia kita telah berubah dan bagaimana kita harus merespons terhadap perubahan ini.

Di dalam buku ini ada empat point yang dapat di highlight terkait kekuasaan di era ini, yaitu:

1. Kekuasaan runtuh di mana-mana.

Dewasa ini banyak pengunjuk rasa yang turun ke jalan dan tempat-tempat umum lainnya di seluruh dunia untuk menyuarakan keprihatinan mereka terhadap peningkatan sentralisasi kekayaan dan kekuasaan di antara “satu persen”, yang dalam pandangan mereka hanya tumbuh lebih kuat seiring berjalannya waktu, dalam artian suatu kelompok/negara akan terus tumbuh kaya dan menjadi pusat perhatian global. Tetapi sebelum lanjut lebih dalam lagi pertama-tama, apa definisi kekuasaan/kekuatan itu? Kekuasaan adalah kemampuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita ingin mereka lakukan yang mana dapat diartikan kekausaan adalah sifat yang mendominasi pada suatu pihak ke pihak yang lebih lemah. Dimana Naím menuliskan di dalam bukunya bahwa kekuasaan juga bersifat relasional, karena adanya hambatan tradisional yang memperkuat posisi pada suatu pihak yang pada dasarnya sudah kuat, hal tersebut dapat mencegah adanya saingan yang berpotensial yang nantinya akan menjadi penantang yang signifikan dan dapat berakibat fatal seperti dapat membuat pihak yang dominan melemah dengan cepat. Hambatan ini sudah tidak asing bagi masyarakat kita. Hambatan-hambatan tersebut adalah persenjataan militer, akses ke segala sumber daya, modal yang tersedia, dan pada saat ini banyaknya kerja sama antara pihak-pihak tersebut dengan brand yang terkenal sehingga mereka bisa mendapatkan pengakuan oleh suatu brand tersebut yang membuat reputasi dan identitas mereka semakin dikenal dan berdiri kokoh, adanya otoritas moral seorang pemimpin dan ada aturan yang selalu mengatur pilihan masyarakat nya. Setiap penantang kekuasaan harus dapat mengatasi konsekuensi nya. Namun dengan hambatan ini yang selalu ada, mereka (para pihak yang dominan) yang membuat keadaan semakin tidak stabil. Dengan adanya modal yang dapat bergerak lebih cepat, senjata dan pelatihan militer semakin tersedia, basis pengetahuan akademisi sedang di demokratisasi, dsb. Akibatnya, mereka yang kuat secara tradisional mengalami kesulitan mempertahankan posisi mereka.

2. Semua hal menjadi lebih sulit untuk dikendalikan.

Di zaman ini semua hal telah meningkat secara dramatis dalam jumlah yang besar. Seperti jumlah kekayaan di negara-negara berkembang telah meningkat pesat, dan jumlah produk di pasar dunia juga mengikutinya. Orang-orang semakin terinformasi dan terdidik, tingkat melek huruf telah meningkat secara nyata dan orang-orang di seluruh dunia terhubung secara global dengan jumlah yang sangat besar. Adapun tantangan nya ketika orang-orang sudah menguasai banyak hal, hidup tentunya menjadi lebih terpenuhi, tetapi juga menjadi lebih sulit untuk dikendalikan. Seperti adanya eksploitasi yang bergantung pada tingkat kemiskinan, dilain sisi adapun mereka yang tidak lagi harus berjuang untuk kelangsungan hidup mereka sehari-hari dan dengan mudah menerima pendidikan, dan mereka juga cenderung membuat tuntutan yang lebih tinggi dari para pemimpin mereka, akan tetapi mereka juga tidak mudah untuk mematuhi seakan-akan semua tuntutan mereka harus dipenuhi dan merekalah yang mendominasi.

3. Adanya pengikisan kekuasaan yang dapat menghasilkan manfaat tertentu, tetapi pada akhirnya menghasilkan tantangan yang berbahaya.

Pengikisan kekuasaan pastinya akan membawa aspek positif misalnya saja masyarakat lebih bebas, masyarakat yang terlibat dalam aksi politik lebih mampu mengekspresikan ketidakpuasan mereka, gagasan memiliki ruang gerak yang lebih bebas yang mana dapat meningkatkan kompetisi pasar dan menguntungkan konsumen di seluruh dunia. Namun, juga ada beberapa risiko serius. Contohnya, pengikisan kekuasaan ini menimbulkan kekacauan dan frustrasi pada suatu negara. Karena salah satu tanggung jawab utama negara adalah untuk menjamin tingkat minimum stabilitas dan prediksi seimbang, dan untuk mencapai nya diperlukan kekuatan tertentu. Ketika kekuasaan melemah, demokrasi saja tidak cukup untuk mengatasi tantangan yang terjadi di abad-21 ini. Misalnya, tidak adanya wewenang internasional yang kuat dalam membuat kesepakatan yang diperlukan untuk membuat perubahan global yang penting, seperti kesepakatan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Ketika kekuasaan berubah tangan dengan cepat, aktor yang berperan dalam suatu negara tidak dapat bekerja dengan efisien. Organisasi besar yang diandalkan masyarakat kita, seperti partai politik, perusahaan, dan universitas, dimana telah mengumpulkan sejarah pembelajaran yang panjang dengan cara melihat dari pengalaman yang sudah pernah terjadi, sebagaimana hal tersebut tidak dimiliki oleh para pemain baru. Dewasa ini para pemain baru/pemegang kekuasaan baru lebih memilih tujuan serta keputusan yang bersifat jangka pendek. Sebagai contoh, misalnya, dalam mengambil tindakan untuk masa depan perusahaan yang masih tidak pasti, mereka kemungkinan akan berpikir pendek dan memutuskan untuk meluncurkan produk esok harinya yang mana tidak ada persiapan matang. Akibatnya, pengikisan kekuasaan dapat mengurangi insentif untuk menginvestasikan waktu dan upaya mengenai isu-isu yang penting, karena konsekuensi jangka panjang dari isu-isu yang transparan.

4. Peran serta dalam politik, pemahaman suatu kekuasaan, serta bagaimana menolak propaganda yang sederhana yang mana dapat melindungi kita dari bahaya akibat berakhirnya kekuasaan.

Jadi bagaimana kita bisa merangkul aspek-aspek positif dari adanya pengikisan kekuasaan tanpa terjebak di dalam nya dan menjadi mangsa dari ancamannya? Tempat yang baik untuk memulai nya adalah dengan mengubah perspektif kita tentang distribusi kekuasaan. Misalnya, ketika kita berbicara tentang perubahan dalam hubungan kekuasaan antara aktor utama, contoh nya seperti Amerika Serikat dan Cina, kita sering mengabaikan perubahan radikal yang kontekstualisasikan perubahan ini dalam kekuasaan. Contohnya saja negara yang dulunya sedang dalam posisi yang “sangat meningkat”, tetapi realitanya kekuatan negara secara umum sebenarnya sedang merosot. Dikarenakan melemahnya lembaga politik, dan adanya frustrasi politik membuat para pemimpin memgambil resiko dengan mencetuskan ide-ide yang penuh dengan resiko yang mana diperuntukkan untuk membangkitkan dukungan masyarakat tanpa adanya argumen rasional. Oleh karena itu, peningkatan partisipasi politik diperlukan dengan penguatan partai dan para pemimpin politik. Jika tidak hal ini dapat berakibat kepada kegagalan kerja sama politik internasional salah satu conthoh nya saja yaitu, ketidakmampuan untuk secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca yang mana dapat dikatakan itu semua berakar pada kelemahan para pemimpin politik pada negara-negara. Dengan memperkuat partai politik suatu negara dapat membangun negaranya kembali dengan cara yang sesuai dengan dunia yaitu dengan adanya sistem yang lebih datar dan tidak terlalu hierarkis, agar dapat meningkatkan efektivitas serta kepercayaan secara nasional maupun internasional. Partai dan pemimpin politik dianggap transparan, akuntabel, dan sangat diperlukan, jadi mereka memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan memobilisasi massa. Partai-partai yang diperkuat oleh kepercayaan dan partisipasi publik dapat memberi para pemimpin ruang yang mereka butuhkan untuk menanggapi tantangan global di abad ke-21 ini dengan baik.

Pendapat-pendapat tokoh politik mengenai buku ini :

1. “Dari kursinya di pemerintahan Venezuela hingga masa jabatannya di majalah Foreign Policy, Moisés Naím tidak asing dengan kekuasaan dan pengaruh. Dalam buku ini, Naím mengungkapkan cara-cara di mana struktur kekuasaan tradisional, di seluruh dunia, berubah, dan, dalam beberapa hal, menurun. The End of Power akan mengubah cara Anda membaca berita, cara Anda berpikir tentang politik, dan cara Anda melihat dunia.” — William Jefferson Clinton

2. “ Dalam pengalaman saya sendiri sebagai presiden Brasil, saya mengamati secara langsung banyak tren yang diidentifikasi Naím dalam buku ini, tetapi dia menggambarkannya dengan cara yang orisinal dan menyenangkan untuk dibaca. Semua orang yang memiliki kekuatan atau menginginkannya harus membaca buku ini.” — Fernando Henrique Cardoso

Pendapat pribadi mengenai buku ini :

Buku ini sangat bagus untuk dibaca dan dipelajari terutama bagi kita yang sedang mengamati perubahan dunia dan ingin memiliki perspektif yang berbeda mengenai kekuasaan. Serta buku ini sangat detail menjelaskan terutama mengenai mobilisasi dalam masyarakat yang memiliki dampak besar bagi peran kekuasaan.

REFERENSI

Naím, M. (2013). The End of Power: From Boardrooms to Battlefields and Churches to States, Why Being in Charge Isn’t What It Used to Be [E-book]. Basic Books (AZ). Diakses pada 08 Januari, 2022, dari https://www.pdfdrive.com/the-end-of-power-from-boardrooms-to-battlefields-and-churches-to-states-why-being-in-charge-isnt-what-it-used-to-be-d177535912.html

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet

Write a response