Apa Kabar Perempuan Afghanistan Saat Ini?

Diplomacy Studies UPNVY
3 min readApr 18, 2022

Penulis : Dini Tamara

Pada tanggal 15 Agustus 2021, kekuasaan Ashraf Ghani dan pemerintahan Afghanistan diambil alih oleh sekelompok pemberontak yaitu Taliban. Kekuasaan Taliban atas Afghanistan membuat Ashraf Ghani selaku Presiden Afghanistan melarikan diri keluar negeri. Kondisi ini didasari oleh keputusan Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang memutuskan menarik seluruh pasukannya dari wilayah Afghanistan setelah adanya perundingan antara pihak Amerika Serikat dengan kelompok Taliban. Perundingan ini menghasilkan perjanjian damai antara Amerika Serikat dan Taliban dengan menunjukkan niat baik AS yaitu menarik mundur seluruh pasukan AS dan membebaskan tahanan politik Taliban.

Jika boleh kilas balik sedikit, awal mula kemunculan Taliban didasari oleh keberhasilan kelompok Taliban dalam memberantas korupsi, membatasi pelanggaran hukum, dan membuat jalan yang aman untuk kegiatan perdagangan di bawah penguasaan Taliban. Namun, Taliban juga menyebarkan pengaruhnya tentang penafsiran mereka akan hukum syariah, seperti mengeksekusi di depan publik, dsb. Mengingat pengalaman dimasa lalu yang kurang mengenakkan dengan kelompok Taliban yang dikenal dengan kesadisan dan kejahatan yang pernah diperbuat, maka Taliban menjamin akan keselamatan seluruh masyarakat Afghanistan. Mereka pun berjanji agar kengerian dari aturan sebelumnya tidak akan terulang kembali di masa kini dan masa depan. Selain itu, Taliban juga menyatakan bahwa kali ini mereka akan lebih longgar terhadap perempuan. Namun, pernyataan Taliban nyatanya tidak meredakan keresahan setiap masyarakat Afghanistan yang sepertinya memiliki trauma sendiri terhadap perlakuan Taliban, khususnya kaum perempuan.

Ada berbagai aturan yang diterapkan oleh kelompok Taliban saat dulu berkuasa yaitu (1) Perempuan tidak diperbolehkan keluar rumah sendirian; (2) Perempuan tidak diperbolehkan untuk menggunakan make-up dan kutek; (3) Perempuan Afghanistan pun diwajibkan untuk menggunakan burqa untuk menutupi sebagian wajahnya.

Berbagai hukuman akan diberikan jika perempuan-perempuan Afghanistan tidak menjalankan aturan yang ada. Penghinaan di ranah publik, dicambuk bahkan dirajam sampai meninggal merupakan hukuman-hukuman yang diberlakukan. Aturan-aturan seperti ini sangat mengekang perempuan Afghanistan masa kini yang telah merasakan enaknya ideologi “liberal” yang membuat perempuan Afghanistan dapat mengeksplor dunia luar dan dapat merasakan kebebasan dalam mengenal kemampuan yang harusnya dapat perempuan lakukan. Pembatasan yang dilakukan dapat kita lihat dari salah satu aksi yang sempat ramai dibincang oleh masyarakat internasional adalah tindakan para warga setempat dalam merobek dan merobohkan poster dan reklame model wanita ber make-up dan tidak menggunakan hijab. Aksi tersebut dilakukan karena dianggap tidak sejalan dengan hukum Taliban.

Di masa kini, Taliban yang datang kembali setelah pasukan militer AS meninggalkan Afghanistan mulai menerapkan kembali aturan yang dulu ada. Walaupun Taliban sendiri mengklaim bahwa aturan yang ada sudah longgar, namun pembatasan hak perempuan masih sangat terasa. Bukan hanya itu, kini perempuan Afghanistan harus hidup dengan ketakutan dan kerisihan karena adanya pengawasan dari polisi keagamaan Taliban atas gerak-gerik yang dilakukan setiap perempuan Afghanistan. Bahkan, cara berjalan dan berbicara perempuan disana diawasi agar tidak terlalu keras atau terlalu cepat berjalan.

Perlakuan diskriminasi pun diterima oleh perempuan Afghanistan maka dari itu, ada berbagai usaha yang dilakukan perempuan Afghanistan agar mendapatkan kebebasan yang sempat mereka rasakan sebelum kembalinya berkuasa Taliban. Salah satunya melakukan aksi unjuk rasa dan demo untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Aktivis-aktivis perempuan bahkan turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi mereka. Namun, atas aksi tersebut, beberapa aktivis harus dijebak dan kehilangan nyawa mereka. Hal ini dapat memberi bukti nyata bahwa Taliban tidak sejalan dengan setiap pernyataan dan ucapan yang diucapkan di publik. “Kelonggaran aturan” nyatanya tidak membawa Afghanistan ke dalam situasi yang lebih baik, terlebih terhadap kaum perempuan. Kenyataan ini pula yang dapat menjawab berbagai pertanyaan kita tentang “kabar” saudara perempuan kita di sana yang hidupnya dipenuhi ketakutan. Pada akhirnya, mereka semua tidak baik-baik saja.

References

Andriyanto, H. (2021, Agustus 25). Kenapa Taliban Begitu Mudah Rebut Kekuasaan? Berita Satu. https://www.beritasatu.com/dunia/818461/kenapa-taliban-begitu-mudah-rebut-kekuasaan

BBC News Indonesia. (2021, Agustus 16). Siapakah Taliban? Sejarah kelompok yang kini menguasai kembali Afghanistan. BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58200920

CNN Indonesia. (2021, September 16). 6 Aturan Taliban yang Kekang Perempuan Afghanistan Baca artikel CNN Indonesia “6 Aturan Taliban yang Kekang Perempuan Afghanistan”. CNN Indonesia. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210916104008-113-695127/6-aturan-taliban-yang-kekang-perempuan-afghanistan

Haryanto, A. (2021, Agustus 19). Sejarah Taliban di Afghanistan: Konflik dan Kondisi Terkininya. Tirto.id. https://tirto.id/sejarah-taliban-di-afghanistan-konflik-dan-kondisi-terkininya-giLe

Indozone. (2021, Agustus 17). Panik! Warga Afghanistan Buru-buru Merobek Poster Wanita, Takut Ketahuan Taliban. Indozone. https://www.indozone.id/news/lNsRbyP/panik-warga-afghanistan-buru-buru-merobek-poster-wanita-takut-ketahuan-taliban/read-all

Sekarwati, S. (2021, September 7). 13 Aturan Taliban untuk Perempuan. Tempo.co. https://fokus.tempo.co/read/1503425/13-aturan-taliban-untuk-perempuan

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet

Write a response