Antraks Dijadikan Sebagai Senjata Biologis

Diplomacy Studies UPNVY
4 min readSep 1, 2023

--

Penulis : Fiqih Ihtiari Aujini

Antraks merupakan suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks pada umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, domba, dan kambing yang dapat menular ke manusia. Bakteri penyebab antraks ini jika kontak dengan udara akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap bahan kimia dan kondisi lingkungan tertentu. Sehingga spora ini dapat bertahan sampai lebih dari 40 tahun di tanah. Manusia dapat terinfeksi oleh hewan ternak yang menjadi sarang spora secara langsung masuk melalui luka pada tubuh ataupun saat hewan ternak tersebut dikonsumsi oleh manusia.

Secara alamiah antraks mempunyai sifat yang tidak menular antar manusia. Kondisi tersebut berbeda apabila terdapat kejadian antraks yang disebarkan dengan sengaja oleh seseorang dengan menebarkan spora antraks ke sebuah wilayah tertentu. Spora antraks dapat disebarkan di berbagai tempat tanpa menggunakan media pembawa khusus. Sifatnya yang mudah berterbangan dan dapat menyebar dengan mudah di air merupakan suatu kelebihan spora antraks untuk disebarkan tanpa diketahui oleh siapapun. Obyek penting negara seperti istana negara, instalasi penampungan air, pusat keramaian seperti bandara, terminal stasiun, gedung perkantoran merupakan tempat-tempat yang sangat mudah dijadikan target serangan. Angka kematian manusia yang disebabkan oleh menghirup spora antraks sangat tinggi yaitu sekitar ± 90%. Sama dengan makna namanya dalam bahasa Yunani, kulit para korban akan berubah hitam seperti batu bara. Apabila tidak segera mendapatkan perawatan medis, antraks dapat membunuh dalam kurun 24 jam.

Penyakit mematikan ini kemudian digunakan sebagai senjata biologis yang sangat menggemparkan dunia pada serangan biokimia di Amerika Serikat di tahun 2001. Peristiwa yang dikenal dengan “Amerithax” ini terjadi setelah serangan teroris 11 September 2001 di kompleks gedung World Trade Center (WTC), Manhattan, New York City dengan jeda waktu yang tidak lama. Metode serangan dilakukan melalui kiriman pos yang mengandung spora bakteri Bacillus anthracis berbentuk bubuk seperti tepung atau bedak. Surat-surat yang berisi bubuk antraks tersebut dikirim kepada sejumlah politisi dan jurnalis terpandang, termasuk senator di tahun 2001. Tindakan bioterorisme dengan modus ini menimbulkan ketakutan masyarakat luas terhadap surat sebagai sarana komunikasi paling umum pada. Beberapa fasilitas umum di Amerika serikat pun disebutkan mendapat serangan teror antraks saat itu. Akibatnya, terdapat 5 orang meninggal dunia, dan 17 orang terinfeksi.

Senjata biologis sering disebut sebagai “senjata nuklir orang miskin” (Gould, 1997). Karena biaya dan teknologi yang diperlukan untuk pembuatan senjata biologis relatif lebih rendah dan mudah dibandingkan senjata nuklir atau kimia. Akan tetapi dampaknya tak kalah bahayanya dengan senjata nuklir atau kimia. Oleh sebab itu, pada tahun 1972 disepakati perjanjian Biological and Toxin Weapons Convention (BTWC) yang didukung oleh PBB dan ditandatangani oleh lebih dari 100 negara. Biological and Toxin Weapons Convention (BTWC)

di dalamnya menegaskan tentang pelarangan dalam pembuatan, pengembangan, serta penyimpanan segala jenis senjata biologis. Akan tetapi, kelemahan dari perjanjian ini adalah tidak adanya kesepakatan bersama untuk pengawasan dan pembuktian sehingga masih banyak negara yang tergabung di dalamnya tetap melakukan kegiatan yang bertujuan menggunakan senjata biologis.

Tidak berhenti pada tahun 2001 saja, antraks masih menjadi mimpi buruk bagi semua orang karena jika digunakan sebagai senjata biologis maka orang-orang tidak bersalah mendapatkan imbasnya. Korea Utara yang terkenal akan senjata militer terutama senjata nuklirnya yang amat kuat dipercayai menggunakan senjata biologis sebagai penghancur massa. Pada tahun 2017 seorang pembelot Korea Utara yang merupakan mantan prajurit didapati memiliki antibodi antraks yang mengalir di tubuhnya. Keberadaan antibodi ini bisa berarti dua hal: seseorang tersebut pernah menderita antraks atau divaksin agar kebal terhadap penyakit antraks. Tidak seperti bom dan nuklir, senjata biologis dan kimia sangat sulit dilacak hingga ke pelakunya.

Antraks adalah penyakit bakterial bersifat menular akut pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit ini umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, dan domba, namun juga dapat menular ke manusia. Antraks merupakan penyakit zoonosis, yang berarti dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Bakteri Bacillus anthracis dapat membentuk spora yang sangat resisten terhadap bahan kimia dan kondisi lingkungan tertentu, sehingga spora ini dapat bertahan lama di tanah. Antraks tidak menular antar manusia secara alamiah, namun dapat menular jika seseorang dengan sengaja menyebar spora antraks. Spora antraks dapat disebarkan di berbagai tempat tanpa menggunakan media pembawa khusus, dan dapat menyebar melalui udara dan air. Antraks telah digunakan sebagai senjata biologis dalam serangan biokimia di Amerika Serikat pada tahun 2001, yang menimbulkan ketakutan dan dampak serius pada masyarakat. Meskipun telah ada perjanjian internasional yang melarang pembuatan dan penggunaan senjata biologis, masih ada negara yang melanggar perjanjian ini. Oleh karena itu, antraks masih menjadi ancaman sebagai senjata biologis yang sulit dilacak hingga ke pelakunya.

Referensi:

http://library.stik-ptik.ac.id/file?file=digital/55928-Jlp6-011.pdf. Diakses pada 17 Juli 2023.

Riedel Stefan. Anthrax: a continuing concern in the era of bioterrorism. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1200731/. Di akses pada 18 Juli 2023.

CNN Indonesia. 2023. “Kemenkes: Antraks Bisa Jadi Senjata Biologis, Kita Semua Perlu Waspada”, https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/nasional/20230706135858- 20–970202/kemenkes-antraks-bisa-jadi-senjata-biologis-kita-semua-perlu-waspada/amp, diakses pada 18 Juli 2023.

.

Liputan 6. 2017. “HEADLINE: Antraks Masuk Daftar Senjata Pemusnah Massal Korut?”,

https://www.google.com/amp/s/www.liputan6.com/amp/3209087/headline-antraks-masuk- daftar-senjata-pemusnah-massal-korut, diakses pada 18 Juli 2023.

--

--

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet