Ada Apa dengan Rohingya di Aceh pada Tahun 2023?

Diplomacy Studies UPNVY
4 min readDec 7, 2023

Penulis: Rachel Sassy Kusumawardani

Rohingya adalah kelompok minoritas muslim di Myanmar yang berjumlah sekitar 1 juta jiwa. Mereka tinggal di negara bagian Rakhine, yang berada di barat laut Myanmar. Dalam sejarahnya, ketegangan dan konflik di antara kelompok Rohingya Muslim terjadi dengan mayoritas Buddha Rakhine. Pemerintah Myanmar menolak memberikan kewarganegaraan penuh kepada Rohingya dan memperlakukan mereka sebagai imigran dari Bangladesh. Pada akhirnya, pada Agustus 2017, terjadi serangan pos polisi kelompok militer Rohingya di Rakhine memicu represi besar-besaran oleh militer Myanmar. Pada saat itu, militer Myanmar mulai melancarkan kampanye kekerasan yang menewaskan ribuan orang dan lebih dari 730.000 Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk menyelamatkan diri. Para pengungsi tidak hanya melarikan diri ke Bangladesh, tetapi juga ke negara-negara yang berdekatan dengan Rakhine. Salah satunya adalah Indonesia, di provinsi Aceh.

Lokasi geografis Aceh berdekatan dengan Rakhine, sehingga Myanmar memudahkan pelarian mereka dengan melalui laut menggunakan perahu nelayan. Selain itu, Bahasa Aceh memiliki kesamaan dengan bahasa Rakhine sehingga membuat bahasa komunikasi tidak menjadi hambatan. Hal yang makin meyakinkan adalah karena Aceh juga dikenal sebagai daerah yang solid dan peduli terhadap umat Islam, sehingga diharapkan bahwa Masyarakat Aceh lebih mudah menerima kelompok Muslim seperti Rohingya.

Pada akhirnya, pengungsi Rohingya pertama kali tiba di Aceh pada tanggal 19 November 2023. Sejak saat itu, lebih dari 1.000 pengungsi Rohingya telah tiba di Aceh dalam sepekan terakhir. Pada tanggal yang sama, sekitar 256 pengungsi Rohingya mendarat di Desa Lapang Barat, Kabupaten Bireuen, Aceh. Mereka kemudian dipindahkan ke penampungan sementara di eks-kantor imigrasi di Kota Lhokseumawe pada tanggal 21 November 2023.

Masalah yang dihadapi oleh para pengungsi adalah adanya penolakan sebagian warga Aceh setempat terhadap kedatangan mereka. Penolakan ini terjadi ketika ratusan pengungsi Rohingya mencoba berlabuh dengan perahu kayu di Aceh. Adanya gelombang pengungsi besar yang datang ke Indonesia akibat dari bantuan internasional untuk pengungsi Rohingya ini teralihkan ke Ukraina dan Gaza. Dengan adanya penolakan ini, pengungsi Rohingya akhirnya mendarat di Aceh. Dalam kasus penolakan ini, sebagian warga Aceh menolak kedatangan pengungsi Rohingya dan memaksa mereka kembali ke kapal kayu. Meskipun demikian, sebelum mengusir mereka, ratusan warga memberikan bungkusan berisi makanan dan pakaian bekas kepada para pengungsi.

Di Kabupaten Pidie, dua kapal pengungsi Rohingya berhasil mendarat dan sekarang berada di penampungan sementara Gedung Yayasan Mina Raya. Totalnya terdapat 343 pengungsi Rohingya berada di gedung tersebut, termasuk 103 anak-anak dan balita. Namun, warga di sekitar lokasi pengungsian memberikan ultimatum kepada mereka untuk pergi ke lokasi lainnya. Jika ultimatum ini diabaikan, warga mengancam akan melakukan tindakan kekerasan.

United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia sebagai organisasi internasional yang berada di Indonesia diwajibkan untuk memberikan perlindungan dan memberikan bantuan kepada para pengungsi. UNHCR bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam menampung dan merelokasi pengungsi Rohingya di Aceh. Pemerintah Indonesia dan UNHCR didesak untuk turun tangan dalam menyelesaikan polemik yang muncul akibat kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh, masyarakat ingin pemerintah dan UNHCR turut serta mengusir para pengungsi Rohingya dikarenakan khawatir akan adanya konflik sosial di masyarakat. UNHCR telah mengingatkan warga Aceh untuk perlunya solidaritas kemanusiaan dan menekankan pentingnya melindungi hak asasi manusia bagi para pengungsi. Pemerintah Indonesia sendiri menyerukan agar negara-negara yang meratifikasi Konvensi Pengungsi 1951 dapat menunjukkan tanggung jawab yang lebih. Dalam konvensi tersebut, negara-negara diwajibkan untuk memberikan perlindungan kepada pengungsi dan memastikan bahwa hak-hak mereka dihormati.

Akibat dari perlakuan UNHCR dan Pemerintah Indonesia bertentangan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat Aceh, menimbulkan berbagai hate speech kepada para pekerja-pekerja UNHCR Indonesia di Aceh dan pemerintah yang telah dilakukan oleh masyarakat Aceh. Namun, penting untuk diingat bahwa UNHCR dan Pemerintah Indonesia memiliki tanggung jawab untuk melindungi dan memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya sesuai dengan hukum internasional dan prinsip kemanusiaan.

Diharapkan adanya solidaritas kemanusiaan dan perlindungan hak asasi manusia bagi para pengungsi Rohingya dimanapun mereka menetap. UNHCR dan Pemerintah Indonesia juga terus berupaya dalam menyelesaikan polemik yang muncul dengan memperhatikan kebutuhan dan keamanan pengungsian, serta melibatkan masyarakat Aceh dalam proses tersebut. Dalam situasi ini, penting untuk menjaga dialog dan mengedepankan prinsip kemanusiaan serta penghormatan terhadap hak asasi manusia, baik dari para pengungsi Rohingya, maupun masyarakat Aceh.

Ningsih, Widya Lestari. 2022. “Mengapa Rohingya Dibenci di Myanmar?”. https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/28/160000079/mengapa-rohingya-dibenci -di-myanmar?page=all. Diakses pada 21 November 2023

BBC Indonesia. 2023. “‘Bara’ di balik penolakan pengungsi Rohingya di Aceh, ‘saya sebelas hari di laut, makan sehari sekali’”. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cxe1j526e6vo. Diakses pada 21 November 2023.

BBC Indonesia. 2022. “Pengungsi Rohingya di Aceh: Sekelompok warga ‘menolak’ UNHCR ingatkan perlunya solidaritas kemanusiaan”. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-63905072. Diakses pada 21 November 2023.

Rachmawati. 2023. “Kisah di Balik Penolakan Pengungsi Rohingya di Aceh, yang mendarat Siap Angkat Kaki Lagi”. https://regional.kompas.com/read/2023/11/19/113300678/kisah-di-balik-penolakan-pen gungsi-rohingya-di-aceh-yang-mendarat-siap?page=all. Diakses pada 21 November 2023.

UNHCR Indonesia. “Bantu Rohingya Pengungsi Rohingya Bertahan Hidup”. https://donate.unhcr.or.id/bantuan-unhcr. Diakses pada 21 November 2023.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Diplomacy Studies UPNVY
Diplomacy Studies UPNVY

Written by Diplomacy Studies UPNVY

Giving information and knowledge. L’art de la Negociation. Viva Diplomacy!

No responses yet

Write a response